Perahu Baca sebuah kreasi baru dari Yayasan PRCF Indonesia bekerja sama dengan Perpustakaan Gemar Membaca Desa Nanga Lauk. Warga diajak naik perahu berkeliling sungai dan danau sambil membaca buku. Sebuah inovasi baru untuk meningkatkan membaca bagi warga Desa Nanga Lauk.
“Ini sebuah inovasi baru untuk meningkatkan membaca bagi warga Nanga Lauk terutama kalangan pelajar. Dengan cara ini mereka bisa membaca buku di atas perahu motor sambil menikmati keindahan alam desanya sendiri,” kata Manager Program PRCF Indonesia, Rio Afiat di kantornya, Minggu (1/5/2021).
Dijelaskannya, selama ini kegiatan membaca kebanyakan di perpustakaan. Kali ini dilakukan sebuah inovasi baru mengajak para pelajar untuk membaca buku sambil naik perahu. Ternyata, sambutan mereka sangat tinggi.
“Banyak buku yang telah dibaca mereka selama di atas perahu. Hal lebih penting mengajak mereka melihat secara dekat potensi alam. Lalu menanamkan cinta pada lingkungan mereka sendiri,” tambah alumni Untan ini.
Kegiatan ini juga selaras dengan visi-misi Kepala Desa Nanga Lauk, yakni meningkatkan sumber daya manusia serta mewujudkan masyarakat literasi yang edukatif dan terpelajar. Metode embaca dengan menggunakan “perahu baca ini di mana setiap peserta akan dibekali satu buah buku untuk dibaca di dalam kawasan hutan desa.
Belajar dari Alam
Kegiatan ini bertemakan “Belajar Dari Alam”. Metode perahu baca yang digunakan:
- Menyediakan perahu baca yang ramah pembaca
- Peserta ditugaskan untuk membaca di dalam perahu selama penyelusuran sungai dan danau di hutan desa
- Peserta akan mempresentasikan hasil bacaannya (bedah buku)
Kegiatan perahu baca ini diikuti 30 orang yang berasal dari siswa SD dan SMP. Dengan adanya perahu baca ini terjadi peningkatan kesadaran akan pentingnya literasi bagi peserta kegiatan. Pengurus perpustakaan dapat mengembangkan inovasi yang lebih kreatif guna menunjang minat membaca masyarakat.
Kegiatan ini merangkul para pelajar dari tingkat SD dan SMP di Desa Nanga Lauk. Dengan cara ini, peserta kegiatan mengetahui kawasan hutan desa dan potensi sumber daya alam yang ada. Peserta memahami akan pentingnya melestarikan hutan.
“Kegiatan ini memberikan pembelajaran kepada pengelola perpustakaan dalam upaya penyadaran pengetahuan dan mewujudkan masyarakat yang melek literasi secara inovatif dan kreatif,” tambah pria kelahiran Sambas ini.
Melalui perpustakaan desa atau komunitas membaca Desa Nanga Lauk yang berkolaborasi dengan LPHD Lauk Bersatu serta didukung oleh Pemerintah Desa Nanga Lauk, PRCF Indonesia berhasil menyelenggarakan kegiatan perpustakaan keliling menggunakan perahu, menyelusuri sungai dan danau di kawasan Hutan Desa yang melibatkan peserta didik SD dan SMP Satu Atap di Desa Nanga Lauk
Catatan
Beberapa catatan penting dari kegiatan tersebut yaitu:
- Sarana prasarana untuk mendukung kegiatan ini masih terbatas, sehingga tim hanya menggunakan sarpras sederhana
- Koleksi buku masih terbatas, peserta tidak memiliki banyak pilihan buku bacaan sesuai dengan yang diminati.
- Pemerintah desa mendukung dan akan memasukkan perpustakaan desa dalam RKP dan anggaran dana desa
- Peningkatan kemampuan pengelola perpustakaan masih harus ditingkatkan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi kegiatan.
- Pengelola perpustakaan Nanga lauk masih membutuhkan dukungan dari parapihak baik di tingkat Kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat. (rio/ros)