Peralatan standar atau wajib untuk dikenakan atau dibawa saat patroli hutan desa perlu diperhatikan. Dengan peralatan standar tersebut membuat patroli menjadi nyaman, lancar, dan aman dari binatang yang bisa saja mengganggu.
Pada 11-12 September 2021 lalu, PRCF Indonesia yang menjalankan program TFCA Kalimantan Siklus 5, menyerahkan peralatan patroli ke LPHD atau HPHD untuk empat desa yakni Nanga Jemah, Nanga Betung, Sri Wangi dan Tanjung Kabupaten Kapuas Hulu. Berikut ini peralatan patroli hutan desa yang telah diserahkan:
- Pakaian Seragam
Pakaian seragam berupa baju dan celana panjang yang sudah dirancang untuk kenyamanan saat patroli. Bahannya adalah kain drill tebal. Dengan warna hijau muda. Dengan mengenakan pakaian seragam menambah rasa kebersamaan dan kekompakkan. juga melindungi tubuh tim patroli hutan dari duri kayu, panas, maupun cuaca dingin. Ada juga topi rimba, fungsinya melindungi kepala dari panas, hujan, maupun sesuatu yang jatuh dari atas pohon.
- Tas Punggung
Saat patroli tentu banyak barang yang harus dibawa. Selain kebutuhan tim juga barang-barang pribadi wajib dibawa. Perlu tas punggung untuk membawa peralatan tersebut. Tas punggung ini harus bagus kualitasnya karena bawa membawa beban dalam waktu lama.
- Tumbler
Tumbler atau botol minuman wajib dibawa. Dengan tumbler ini, setiap anggota tim patroli hutan bisa membawa bekal air minum. Apabila haus saat patroli hutan, tinggal minum air di dalam tumbler tersebut. Setiap anggota tim, membawa satu tumbler. Di dalam hutan kadang sulit mencari air bersih. Apabila tidak dibekali dengan air minum dalam tumbler, tim bisa kehausan. Itu sebabnya, tumbler menjadi peralatan standar dalam patroli hutan desa.
-
Sepatu Boot
Patroli hutan dilakukan dengan berjalan kaki di dalam hutan dengan jarak tempuh sangat jauh. Kaki mesti dijaga dari segala hal yang bisa membahayakan seperti duri, ranting kayu, serta binatang yang bisa menggigit sewaktu-waktu. Untuk itu diperlukan sepatu boot agar kaki terhindar dari hal-hal yang membahayakan.
- Parang
Parang sangat dibutuhkan saat patroli hutan karena fungsinya untuk memotong apa saja yang menghalangi jalan. Saat berjalan di dalam hutan, menempuh rute yang belum pernah dilewati manusia. Rute itu biasanya tertutup oleh semak belukar. Di sinilah pentingnya parang untuk membuat lapang jalan. Selain itu, juga untuk pertahanan diri apabila ada serangan dari binatang buas.
Itulah lima peralatan standar dalam melakukan patroli hutan. PRCF Indonesia selalu menyiapkan lima peralatan wajib itu untuk tim patroli yang dibinanya. (ros)