Peran perempuan tak bisa dipandang sebelah mata. Dalam pengelolaan Hutan Desa Nanga Lauk (HDNL) peran perempuan sangat penting. Hal bisa dilihat dalam kunjungan belajar agroforestry ke Hutan Desa Mensiau di Desa Mensiau, Kecamatan Batang Lupar, Kapuas Hulu, pada 23-25 Maret 2021.
“Peran perempuan sangat penting dalam pengelolaan hutan desa. Itu sebabnya dalam belajar agroforestry ini ada lima perempuan dari 12 orang yang kita bawa ke Mensiau. Semuanya dari Desa Nanga Lauk,” kata Manager Program SCCM PRCF Indonesia, Rio Afiat, Kamis (25/3/2021).
Dijelaskannya, kunjungan belajar kali ini merupakan kegiatan peningkatan kapasitas lembaga dan SDM yang diamanahkan oleh program. “Kunjungan dilakukan bersama oleh pengurus LPHD Lauk Bersatu, Pemerintah Desa, Kelompok Rehabilitasi dan Perwakilan KUPS”, jelasnya.
“Yang tak kalah penting, para perempuan turut terlibat dalam kegiatan ini. Mereka merupakan perwakilan dari kelompok rehabilitasi dan KUPS. Memang dalam program SCCM ini sangat mendorong peran perempuan untuk aktif dalam pengelolaan hutan desa, ” tambah alumni Untan Pontianak ini.
Yadi Purwanto, Program Specialist Patrol & Rehabilitation menambahkan bahwa Hutan Desa Mensiau dipilih karena dinilai telah berhasil menerapkan agroforestry dengan sangat baik.
“Peserta melakukan pembelajaran langsung di Pondok Belajar Hutan Desa yang dikelola oleh LPHD Mensiau. Di sana mereka dibimbing langsung oleh Bapak Mardianus Aden, Ketua LPHD sekaligus petani lokal yang sukses memanfaatkan lahan kritis menjadi produktif,” jelasnya.
Dalam kegiatan belajar ini, peserta belajar tentang tumpang sari, teknik berkebun, jenis-jenis tanaman pertanian produktif dan penyulingan minyak serai wangi.
“Di luar materi teknis yang juga sangat menarik adalah success story dari Pak Aden. Beliau adalah local champion yang penuh semangat dan motivasi. Bagaimana beliau dapat mengelola lahan seluas 10 Ha menjadi sangat produktif, memperoleh keuntungan dari situ yang diputar lagi untuk membiayai pertaniannya, juga membuat terasering dari tanah berbukit yang cukup curam seorang diri. Ketekunan beliau ini berhasil mengundang para pihak untuk turut mendukung pengembangan lahan dan pondok belajar ini”, tambah Azri Ahmad, Program Specialist for Livelihood yang mendampingi KUPS dalam kegiatan kunjungan belajar ini.
Jadi Inspirasi
Sukses story dari Pak Aden menjadi inspirasi warga Nanga Lauk itu. Terutama bagi para perempuan. Seperti disampaikan Yanti, satu satu dari kelompok rehabilitasi LPHD Lauk Bersatu.
“Saya sangat terinspirasi bagaimana Pak Aden bisa mengolah kotoran ayam menjadi pupuk yang dipadukan dengan tanah bakar sebagai nutrisi untuk tanaman,” kata Yanti.
“Konsep bedengan yang ditata rapi dan menghasilkan sayur mayur berkualitas sangat menarik. Kelompok Ekowisata tertantang untuk mengembangkannya di Desa Nanga Lauk, sebagai produk agrowisata dan sumber pendapatan kelompok”, jelas Lastri, anggota KUPS Ekowisata yang turut hadir.
“Kunjungan belajar ini sangat istimewa. Kami tidak menyangka ada Pondok Belajar yang sangat bagus seperti ini di Kapuas Hulu. Hanya berjarak tiga jam dari desa kami. Tiga hari dua malam kami belajar, rasanya belum puas. Untuk itu kami mengundang Pak Aden dan LPHD Mensiau untuk datang ke Desa Nanga Lauk. Harapannya kita dapat bertukar pikiran dan berbagi pengalaman lebih banyak lagi”, tutup Hamdi, Ketua LPHD Lauk Bersatu.
Kegiatan ini berakhir pada Kamis, 25 Maret 2021. Turut mendukung kegiatan ini adalah pendamping program LPHD Mensiau dari Forclime FC. (azr/ros)