Penyu Paloh

PRCF Indonesia, WoW Borneo, Pokmas Wahana Bahari Sungai Belacan dan Pokmaswas Kambau Borneo Tanjung Api akan perkuat kerjasama dalam konservasi penyu Paloh. Pada tanggal 10-14 Juni 2024, PRCF Indonesia bersama dengan dan Women of Wildlife (WoW) Borneo melakukan kunjungan ke Pokmas Wahana Bahari di Pos Monitoring Sungai Belacan dan Pokmaswas Kambau Borneo di Tanjung Api, yang terletak di Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memperkuat kerja sama dengan kelompok masyarakat setempat dalam upaya pengawasan pantai dan pendataan penyu yang naik ke pantai untuk bertelur.

Kegiatan kunjungan ini merupakan bagian dari upaya WoW Borneo dan PRCF Indonesia dalam melindungi dan melestarikan populasi penyu, yang rentan terhadap berbagai ancaman di habitat aslinya. Sungai Belacan dipilih sebagai lokasi karena pentingnya sebagai tempat penyu bertelur di wilayah tersebut. Kerja sama telah terjalin sebelumnya, selama enam bulan pada bulan Maret – Agustus 2024, dan setiap pihak berharap bisa melanjutkan upaya tersebut.

Selama kunjungan tersebut, tim dari PRCF Indonesia dan WoW Borneo melakukan serangkaian kegiatan, termasuk sesi diskusi dengan kelompok monitoring setempat untuk bertukar informasi mengenai teknik pengawasan pantai yang efektif serta pendekatan dalam pendataan dan perlindungan penyu. Selain itu, mereka juga melakukan pemantauan langsung di pantai untuk mengamati aktivitas penyu yang naik ke daratan untuk bertelur.

Rombongan berhasil mendapati penyu yang sedang naik ke darat untuk bertelur. Bulan April – Oktober biasanya pantai Paloh memang ramai dikunjungi penyu untuk bertelur karena merupakan masa puncak peneluran.

Dengan hamparan panjang sekitar 63 kilometer, pantai peneluran penyu Paloh memang menjadi satu di antara dua belas pantai peneluran utama di Indonesia. Rata-rata per tahun berlangsung kurang lebih 3.700 pendaratan penyu dan hampir setengahnya melakukan kegiatan peneluran. Paloh sendiri telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi melalui Kepmen-KP (Kelautan dan Perikanan) No. 93 tahun 2020.

Empat dari enam jenis penyu yang berada di perairan Indonesia ditemukan di kawasan perairan maupun pesisir pantai Kecamatan Paloh. Mereka adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Jenis mayoritas yang mendarat di pantai Paloh adalah penyu hijau, sementara penyu belimbing, hanya ditemukan mendarat sekali dalam lima belas tahun terakhir ini.

Aurelie Nicole Alice Guerry dan Anna Justine Maurivard dari pihak WoW Borneo hadir langsung dari negara asal mereka, yakni Prancis, di Sungai Belacan. Selain diskusi dan pemantauan langsung di pantai, mereka juga berkesempatan untuk mencicipi madu kelulut langsung dari sarangnya. Kedua perempuan tersebut ditemani oleh Pierre Jean Bertrand Escoubas yang merupakan fotografer volunteer untuk WoW Borneo.

Menurut Aurelie, WoW Borneo akan mendukung upaya konservasi penyu Paloh terutama pada kegiatan monitoring dengan melibatkan kelompok masyarakat setempat yang terkait.

“PRCF Indonesia yang selama ini fokus pada kegiatan konservasi sektor kehutanan sejak tahun 1996, menyambut baik adanya kerjasama konservasi di Paloh pada sektor kelautan dan perikanan. Kerja sama dengan kelompok masyarakat lokal sangat penting untuk meningkatkan efektivitas perlindungan bagi penyu,” ujar Sy. Y. Hadinata – Fasilitator Penguatan Kelembagaan dan SDM PRCF Indonesia.

Pria yang akrab disapa Yus ini juga menambahkan, “Melalui pendekatan kolaboratif, kami berharap dapat mengembangkan strategi yang lebih baik untuk melindungi habitat penyu dan memastikan kelangsungan hidup spesies ini di masa depan serta memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat.”

Kerja sama antara WoW Borneo dan PRCF Indonesia diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan pengawasan pantai dan perlindungan terhadap penyu, serta menjadi contoh bagi upaya konservasi yang berkelanjutan di daerah lain. Melalui upaya bersama ini, diharapkan populasi penyu di Sungai Belacan dapat terus berkembang dan terjaga keberlangsungannya. (Roj/Yus)