Perpustakaan di Desa Nanga Lauk kembali memulai geliatnya, dimana saat ini dibawah pengelolaan LPHD Lauk Bersatu. Hal ini ditandai dengan terpilihnya ketua baru, Putriati. Bahkan, struktur kepengurusan perpustakaan juga sudah terbentuk.
“Dulu perpustakaan ini dikelola oleh Pemerintah Desa. Karena sudah cukup lama vakum, akhirnya disepakati bersama antara LPHD dan Pemerintah Desa untuk diberikan kewenangannya kepada LPHD dalam pengelolannya. Namun, tetap dibawah pembinaan Pemerintah Desa Nanga Lauk,” kata personel PRCF Indonesia, Agus Sarwoko, Jumat (17/3/2023).
Begitu pengelolaan diserahkan ke LPHD Lauk Bersatu, perpustakaan saat ini diberi nama baru, Lestari Denala. Denala sendiri singkatan dari Desa Nanga Lauk. Setelah itu, tim formatur membentuk kepengurusan pengelolaan perpustakaan. Terpilih sebagai ketua, Putriati. Sementara kelengkapan lainnya terdiri dari sekretaris, bendahara, unit pengumpulan dan pengelolaan, unit penumbuhan minat dan budaya baca serta unit pelayanan juga sudah terisi personelnya.
“Dengan terbentuknya pengurus baru ini, PRCF Indonesia sebagai lembaga pendamping berharap menjadi sumber literasi Desa Nanga Lauk. Minat untuk membaca juga diharapkan semakin meningkat,” harap Agus.
Selain membentuk pengurus, PRCF Indonesia bersama LPHD mengajak pengurus baru perpustakaan untuk merancang program kerja jangka pendek. Di antara program yang telah disusun melakukan inventarisasi, perapian koleksi dan dokumen. Juga direncanakan pembuatan produk kreatif dari anggota perpustakaan untuk menambah koleksi produk kreatif dari bahan baku yang tersedia di desa.
Perpustakaan merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan literasi dan pendidikan di daerah pedesaan. Selain itu, perpustakaan juga dapat menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya, seperti pertemuan kelompok baca dan kegiatan menggambar atau mewarnai untuk anak-anak.
“Tujuan ini mudahan terwujud di Desa Nanga Lauk. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan dan dunia. Semakin banyak membaca tentu semakin tinggi pengetahuan dan wawasan,” ucap Agus.
Manfaat Perpustakaan
Perpustakaan memanglah hanya sebuah gedung dan berisikan banyak buku di dalamnya. Namun, di balik itu semua perpustakaan merupakan jantung pengetahuan. Perpustakaan tidak sekadar baca buku saja, banyak manfaat lain di antaranya;
1. Meningkatkan literasi dan pengetahuan masyarakat desa: Dengan adanya perpustakaan desa, masyarakat desa dapat memiliki akses ke bahan bacaan yang dapat meningkatkan literasi dan pengetahuan mereka, baik dalam bidang pertanian, peternakan, kesehatan, atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat desa.
2. Memfasilitasi pembelajaran: Perpustakaan desa dapat menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat desa, dengan menyediakan buku-buku dan bahan bacaan yang berkualitas. Hal ini dapat membantu masyarakat desa untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam bidang-bidang tertentu, seperti pertanian, pengolahan makanan, dan kerajinan.
3. Mengurangi kesenjangan pendidikan: Perpustakaan desa dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, dengan memberikan akses kepada masyarakat desa terhadap bahan bacaan dan sumber daya pendidikan yang berkualitas.
4. Meningkatkan keterampilan hidup: Perpustakaan desa dapat memberikan akses ke bahan bacaan yang berkaitan dengan keterampilan hidup, seperti buku tentang keuangan, kewirausahaan, dan pengembangan diri. Hal ini dapat membantu masyarakat desa untuk meningkatkan keterampilan hidup mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial dan budaya: Perpustakaan desa dapat menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya, seperti pertemuan kelompok baca, kegiatan menggambar atau mewarnai untuk anak-anak, dan diskusi tentang budaya lokal. Hal ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam kegiatan sosial dan budaya yang positif. (ros)