Pendataan PDD
Kegiatan PDD yang dilakukan oleh PRCF Indonesia

PRCF Indonesia baru saja melakukan fasilitasi Project Document Description (PDD) atau Dokumen Deskripsi Proyek di lima desa di Kabupaten Kapuas Hulu. Lima desa itu adalah Desa Nanga Betung, Nanga Jemah, Sri Wangi, Tanjung, dan Penepian Raya.

“Hari ini (6/3/2023), baru saja menyelesaikan PDD di Desa Penepian Raya. Selesai sudah rangkaian kegiatan PDD di lapangan. Selanjutnya tinggal menyusun data yang didapatkan di lapangan untuk dijadikan dokumen deskripsi,” kata Manager Program PRCF Indonesia, Ali Hayat S Hut di kantornya, Senin (6/3/2023).

Dijelaskannya, PDD ini sebuah kegiatan untuk mendapatkan data langsung dari masyarakat desa. Data itu bisa didapatkan dari wawancara maupun pengumpulan dokumen. Selama empat hari setiap desa untuk mengumpulkan berbagai data dan dokumen.

Desa Nanga Betung dilakukan PDD dari 11 – 15 Februari 2023. Lalu disusul Desa Sri Wangi 15 – 19 Februari, Nanga Jemah 19 – 23 Februari, Tanjung 26 Februari sampai 2 Maret, dan terakhir Penepian Raya 2 – 6 Maret.

“Kurang lebih 20 hari kita melakukan PDD. Semua berjalan lancar dan tidak lepas kerja sama dengan Pemerintah Desa dan LPHD. Sekarang, tinggal kita menyusun dan nanti akan dibuatkan laporan resminya,” jelas Alumni Fakultas Kehutanan Untan ini.

PDD ini baru pertama kali dilakukan PRCF Indonesia terhadap desa yang didampingi secara resmi. Data yang didapatkan dari proses PDD ini sangat penting tentunya untuk menentukan program kerja terutama dalam hal pengelolaan hutan. “Ini akan menjadi referensi bagi seluruh LPHD yang menjalankan program kerja pengelolaan hutan desa,” tambah Hayat.

Jadi Acuan

Ali Hayat menambahkan, PDD akan menjadi acuan bagi desa dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang direncanakan. Hal ini berguna menjamin agar kegiatan yang dilaksanakan memenuhi standar dan mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

“Semoga penyusunan PDD nanti secepatnya bisa dilakukan. Setelah itu, akan diberikan kepada Pemerintah Desa, LPHD ataupun pihak-pihak yang berhubungan dengan pembangunan desa maupun pengelolaan hutan,” harap Hayat. (ros)