Pontianak (PRCF) – Yayasan PRCF Indonesia segera melakukan sosialisasi Sustainable Commodities Conservation Mecanism (SCCM) atau mekanisme pembiayaan inovatif untuk perlindungan dan restorasi hutan. Sosialisasi dilakukan di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu.
“Bila tidak ada halangan, kita berangkat ke Kapuas Hulu esok (24/9/2019). Kita menggunakan jalur darat. Sebab, lewat pesawat udara, tidak bisa karena masih kabut asap. Direncanakan tanggal 26 September depan barulah kita melakukan sosialisasi,” kata Direktur Eksekutif Yayasan PRCF Indonesia, Immanul Huda S Hut M Hut di kantornya, Senin (23/9/2019).
Dijelaskan Pak Im-sapaan akrabnya- sosialisasi yang akan dilakukan terkait program SCCM. Sebuah program mekanisme pembiayaan inovatif untuk perlindungan dan restorasi hutan. Mekanisme pembiayaan baru untuk mendorong konservasi jangka panjang melalui pasar komoditas global.
“Mekanisme inilah yang akan kita jelaskan secara detail ke masyarakat Desa Nanga Lauk. Selain sosialiasi SCCM, kita juga menyampaikan rencana kegiatan dan skema pembiayaan program kerjasama antara LPHD-PRCF-SCCM. Dimulai periode September sampai Agustus 2020,” tambah Pak Im.
Dalam sosialisasi itu nanti menjelaskan peranan dan tanggung jawab masing masing pihak. Terutama tugas tanggung jawab dari Lembaga Pemberdayaan Hutan Desa (LPHD), PRCF, dan inisiatof program SCCM tersebut. “Harus semua tangung jawab masing-masing pihak agar di lapangan berjalan lancar,” harapnya.
Usai melakukan sosialisasi ke masyarakat, pihaknya juga akan menjelaskan program tersebut ke Camat Embaloh Hilir. Selebihnya, PRCF akan melakukan evaluasi usai sosialisasi. Evaluasi ini penting untuk melihat apa saja potensi yang akan digunakan. Termasuk juga, apa saja kelemahan yang perlu diantisipasi.
Dalam rundown rencana kegiatan yang sudah disusun, 24 September perjalanan dari Pontianak ke Putussibau. Pada 25 September, sebelum berangkat menuju Desa Nanga Lauk, mereka terlebih dahulu melakukan diskusi dengan PT. Kirana di Putussibau. Pada tanggal sama, siang harinya Pak Im dan tim berangkat menuju Nanga Lauk. Malam harinya, barulah mereka melakukan sosialisasi dengan warga. Esoknya, 26 September sosalisasi dengan pihak kecamatan. Esoknya pada 27 September, mereka kembali ke Putussibau. Pada 28 September pulang ke Pontianak. (ros)