Peserta pelatihan agroforestry sedang mencari bibit pohon di hutan desa Nanga Lauk

Pontianak (PRCF) – Beberapa waktu lalu, Presiden Direktur PRCF Indonesia, Fernando Sanchez berkunjung ke Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu. Dalam kunjungan itu terungkap bahwa PRCF akan melaksanakan program agroforestry atau reboisasi. Direncanakan akan menanam 8000 pohon per tahunnya di lahan 20 hektare.

“Saat pak Fernando datang ke Nanga Lauk, salah satu program yang akan direalisasikan adalah agroforestry. Kebetulan kita juga sudah melaksanakan pelatihan agroforestry di mana pelatihnya dari KPH Kapuas Hulu Utara. Pelatihannya juga di Nanga Lauk,” kata program specialist conservation PRCF Indonesia, Yadi Purwanto, Selasa (25/2/2020).

Peserta pelatihan agroforestry sedang mempersiapkan lokasi untuk bibit pohon yang didapat dari hutan
Peserta pelatihan agroforestry sedang mempersiapkan lokasi untuk bibit pohon yang didapat dari hutan

Sebagai upaya untuk merealisasikan program tersebut, PRCF Indonesia sudah menggelar pelatihan agroforesty. Pesertanya adalah anggota LPHD Lauk Bersatu. Mereka dilatih oleh Sugianli, Febi, dan Hanif. Ketiganya dari KPH Kapuas Hulu Utara. Kebetulan Nanga Lauk juga bagian dari pembinaan KPH tersebut.

“Warga kita latih mulai dari teori agroforestry. Untuk teorinya kita gelar di rumah warga. Setelah cukup dengan teori, barulah peserta diajakan masuk ke hutan untuk praktik langsung cara membibitkan pohon. Mereka diminta mencari bibit pohon berkualitas, lalu dimasukkan dalam polibag. Jadilah bibit pohon yang dalam umur tertentu ditanam kembali di lahan yang telah ditentukan,” papar Yadi.

Teori sudah diajarkan. Praktik pembibitan pohon juga sudah diajarkan. Sekarang tinggal menunggu untuk aksi penanaman pohon. Apabila bibit sudah tersedia, barulah langkah selanjutnya mencari lahan yang ditanami pohon tersebut.

Seorang peserta agroforestry memperlihatkan bibit pohon yang didapat dari hutan
Seorang peserta agroforestry memperlihatkan bibit pohon yang didapat dari hutan

“Kita berencana akan menanam 8000 pohon dalam setahun di lahan 20 haktare. Untuk lahan sendiri, kita koodinasikan dengan warga, di mana lahan yang cocok untuk ditanami. Ini baru permulaan, semoga programnya lancar,” harap Yadi.

Untuk bibit pohon tidak kesulitan. Kebetulan Nanga Lauk memiliki hutan desa dan hutan produksi terbatas. Tinggal mencari berbagai jenis bibit pohon di hutan tersebut. Bibit tersebut dipelihara sampai pada umur tertentu siap untuk ditanam.

Antara Februari sampai Maret direncanakan untuk mencari bibit pohon. Bila tidak ada halangan antara bulan Juni dan Juli akan dimulai aksi penanaman pohon. Apa yang dilakukan semata-mata untuk menghijaukan kembali lahan yang dulunya memang hutan. (ros)