Program konservasi di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kapuas Hulu masih berjalan sampai saat ini. Program yang difasilitasi PRCF Indonesia beserta mitranya telah dimulai sejak 20 September 2019. Tidak hanya program, tapi pencapaian dari program itu bisa dilihat nyata.
Pada kuartal kedua (Desember 2019 – Februari 2020) pelaksanaan kegiatan telah dilakukan sebesar 43,6% . Realisasi sebelumnya sebesar 15,44 %, ada kenaikan sebesar 28,16%. Sedangkan realisasi budget sampai dengan Februari 2020 sebesar 42,18% (86.101,23 USD) atau setara dengan Rp 1.214.920.584.
Tujuan program konservasi ini adalah perlindungan jangka panjang dan pengelolaan berkelanjutan semua kawasan hutan di desa Nanga Lauk. Termasuk Hutan Desa saat ini dan Hutan Produksi Terbatas di sekitarnya. Tak hanya itu, untuk mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan cadangan karbon serta degradasi jasa ekosistem, dan memperkuat mata pencaharian komunitas.
Untuk mencapai tujuan program konservasi tersebut, akan memenuhi enam tujuan utama: (1) Membangun kapasitas LPHD dengan mengembangkan dan mempertahankan hak pengelolaan dan dukungan lokal. Ini diperlukan untuk secara efektif melaksanakan kegiatan perlindungan hutan dan rencana pengelolaan hutan berkelanjutan, (2) Melakukan patroli rutin untuk mencegah dan mendeteksi penggunaan tanpa izin oleh anggota masyarakat dan orang luar, memantau keanekaragaman hayati, dan mendeteksi dan menanggapi kebakaran, (3) Menanam pohon untuk menyediakan nektar, kayu, dan HHBK untuk digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan mata pencaharian berkelanjutan, (4) Hasilkan pendapatan tambahan untuk masyarakat dari kegiatan mata pencaharian berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan, (5) Memberikan dukungan teknis kepada LPHD dalam koordinasi dan manajemen proyek untuk memenuhi persyaratan pemantauan dan pelaporan yang diperlukan untuk mengakses keuangan untuk perlindungan hutan dan kegiatan manajemen berkelanjutan, (6) Memastikan kegiatan-kegiatan ini akan memungkinkan komunitas Nanga Lauk untuk mencegah deforestasi dan degradasi oleh pendorong eksternal, dan memberikan insentif yang kuat dari pengelolaan hutan berkelanjutan jangka panjang oleh masyarakat.
Berdasarkan partisipasi peserta yang terlibat dalam kegiatan, jumlah penerima manfaat langsung dari program hingga kuartal pertama berjumlah 614 orang. Ini terdiri dari 502 pria (82%) dan 112 wanita (18%). Partisipasi sebelumnya 370 orang, ada peningkatan 244 orang (66%).
Capaian Program 1 dan 2
Capaian pada output 1; Selain kegiatan rutin adminsitrasi dan personalia, pada periode ini 1 (satu) unit bangunan kantor LPHD Lauk Bersatu berukuran 6m x 8m berlantai 2 telah selesai dibangun. Kantor ini akan menjadi sentral kegiatan pengelolaan hutan desa di Desa Nanga Lauk. Di samping itu semua pengurus dan anggota tim patroli telah diikutsertakan dalam program asuransi kecelakaan kerja bersama perusahaan PT. Asuransi Jasaraharja Putera (AJP). Kepesertaan ini dibayar setiap tahun dan telah dianggarkan selama 25 tahun. Dokumen perencanaan jangka panjang untuk 10 tahun ke depan (RPHD) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) untuk tahun 2021 juga sudah selesai dibahas bersama LPHD. Penyusunan dokumen ini menjadi kewajiban LPHD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Capaian pada output 2; Peningkatan kapasitas bagi tim patroli melalui pelatihan tentang penggunaan aplikasi SMART patrol sudah dilakukan. Dalam kegiatan ini ada 8 orang personil tim patroli yang dikirim ke Pontianak, untuk mengikuti kegiatan tersebut. Patroli rutin yang dilakukan di hutan desa, ada 6 trip yang terdiri dari patroli ke-6 hingga ke-11. Dalam rencananya, kegiatan patroli ini dilakukan satu bulan sekali, namun pada realisasinya tim patroli dapat melaksanakan 2 trip setiap bulan dengan dana yang sama. Panjang jalur patroli yang ditempuh pada periode ini sepanjang 213,17 Km. Sedangkan patroli di Hutan Produksi Terbatas (HPT) merupakan kelanjutan dari patroli sebelumnya, jadi sekarang merupakan patroli yang kedua. Panjang jalur patroli yang ditempuh pada periode ini sepanjang 95,05 Km.
Capaian Program 3 sampai 5
Capaian pada output 3; Ada satu sesi pelatihan teknis untuk persiapan kegiatan rehabilitasi hutan. Pelatihan ini melibatkan narasubmer dari KPH Kapuas Hulu Utara sebanyak 3 orang. Untuk mempromosikan program konservasi Hutan Desa yang telah dilakukan di Desa Nanga Lauk, pada periode telah dicetak sebanyak 250 eksamplar kalender tahun 2020. Kalender didistribusikan kepada seluruh rumah tangga yang ada di Desa Nanga Lauk, para pihak terkait di kabupaten seperti Kantor Bappeda dan KPH Kapuas Hulu Utara, serta para pihak di provinsi seperti Bappeda, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Capaian pada output 4; Selain fasilitasi pengelolaan usaha yang dilakukan rutin per tiga bulan, pada peeriode ini ada fasilitas 2 sesi pelatihan yaitu pelatihan kewirausahaan KPUS dan pelatihan pengembangan produk anyaman rotan. Semua pelatihan ini dilaksanakan di desa, dengan menghadirkan narasumber dari luar. Bantuan modal usaha diberikan kepada KUPS yang sudah siap dan memenuhi syarat, yaitu KUPS Madu dan KUPS Karet. Besarnya nilai yang dikelola masing-masing KPUS yaitu sebesar Rp 50.000.000 dan harus dikembalikan dalam waktu 5 tahun. Jika pengelolaan usaha baik dan pengembalian lancar, maka KUPS dapat mengajukan permohonan pinjaman kembali.
Capaian pada output 5; Selain melakukan pembayaran rutin kepada personel proyek, dan juga biaya pengelolaan rutin kantor ada juga fasilitasi pelatihan bagi staf yang dikirim ke Jawa Timur untuk mengikuti Pelatihan Pengkajian Penghidupan Berkelanjutan. Pada periode ini ada satu studi mengenai tutupan hutan dan lahan yang dilaksanakan bersama dengan staf Dinas LHK Provinsi Kalbar dan juga merupakan anggota POKJA REDD+ Kalimantan Barat. (ros)