Progress report atau laporan perkembangan program TFCA Kalimantan Siklus5 digelar dalam rapat online PRCF Indonesia, Kamis (2/9/2021). Rapat ini dihadiri langsung oleh Dr L Fernando Potes Sanchez, Technical Overview atau Monitoring Auditing PRCF.
“Kali ini kita melakukan rapat secara online menggunakan aplikasi skype. Hal ini mengingat personel Tim Selatan memang tidak semua berada di Pontianak. Apalagi Pak Fernando juga berada di luar negeri,” kata Direktur Utama PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut usai rapat, Kamis (2/9/2021).
Dalam kesempatan itu, Imanul mempersilakan seluruh personel Tim Selatan melaporkan apa yang telah dan akan dilakukan di empat desa dampingan PRCF Indonesia dengan dukungan TFCA Kalimantan Siklus5. Keempat desa tersebut adalah Desa Nanga Betung, Sri Wangi, Nanga Jemah dan Tanjung. Kesempatan pertama diberikan kepada Ali Hayat, Manager Program TFCA Kalimantan Siklus5.
Ali Hayat memamparkan, ada sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan di empat desa tersebut. Di antaranya fasilitasi Rencana Pengelolaan Hutan Desa menjadi acuan pengelolaan hutan desa, Fasilitasi peningkatan kapasitas pengurus LPHD dalam mengelola hutan desa, Fasilitasi pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan desa oleh LPHD secara periodik.
“Kemudian, fasilitasi ketersediaan aturan bagi perlindungan ekosistem hutan dan biodiversitas di hutan desa. Fasilitasi operasional usaha yang dikelola KUPS sebagai penerima manfaat.
Fasilitasi akses oleh LPHD untuk skema pendanaan imbal jasa ekosistem SCCM bagi pengelolaan hutan desa. Fasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagai alat untuk perbaikan pengelolaan hutan desa, serta fasilitasi pengelolaan pengetahuan dan informasi menjadi pembelajaran para pihak,” papar Ali Hayat.
Dalam melaksanakan program tersebut tidak lepas dari berbagai kendala dan hambatan. Namun, semua itu tidak membuat program tidak dilaksanakan. Semua telah dievaluasi untuk perbaikan program berikutnya. “Untuk kegiatan berikutnya, kita akan menyelesaikan PIN dari September sampai Oktober. Lalu melakukan monitoring di empat desa tersebut,” tambah Ali.
Patroli Hutan dan Ecopolybag
Selain Ali Hayat, progress report berikutnya oleh Yadi Purwanto, Fasilitator dan Konservasi Hutan. Beliau lebih banyak melakukan patroli hutan bersama LPHD di empat desa tersebut. Semua berjalan sesuai rencana. Patroli hutan yang sebelumnya vakum, di bawah kendali Yadi Purwanto bersama Hendra Wisnu Wardhana dan Yayan Hisbullah sukses mendampingi LPHD dari empat desa itu.
Giliran Iwan Supardi, Pengembangan Usaha Produktif PRCF Indonesia, memaparkan progress report yang telah dilakukannya. Ia melaporkan progress report terkait ecopolybag atau polybag bambu di Desa Sri Wangi. Polybag ramah lingkungan ini sudah mulai diproduksi semenjak mesin berhasil diperbaiki. Dia berharap, ecopolybag ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat Sri Wangi.
Kemudian, progress report berikutnya dari Syarif Yus Hadinata, Fasilitator Program Penguatan Kelembagaan dan Kapasitas. Dia banyak melaporkan penguatan kelembangaan LPHD yang sebelumnya melemah. Tak ketinggalan Adilah Dinilhuda juga melaporkan kegiatannya terkait dengan pengadaan buku untuk perpustakaan di empat desa tersebut.
Suhartian, Manager Administrasi dan Awaluddin Razab, Manager Keuangan juga melaporkan apa yang telah mereka kerjakan. Semua yang melakukan presentasi tersebut mendapatkan tanggapan dan masukkan dari Fernando Poter. (ros)