Promosi Produk Pangan KUPS Desa Nanga Lauk kembali dilakukan PRCF Indonesia. Kali ini dengan mendatangi Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kalbar, Rabu (21/7/2021). Di kantor ini, dipromosikan dua produk unggulan yakni madu hutan dengan merk DeNALA dan kerupuk ikan dengan merk dagang Nyaman Bonar.

“Promosi produk pangan ini mendapat support besar dari pihak DLHK Kalbar. Bahkan, kita didorong untuk terus melakukan promosi produk ke instansi lain maupun masyarakat secara luas. Bagaimanapun, efek dari promosi produk ini berpengaruh besar bagi pendapatan masyarakat Desa Nanga Lauk,” kata Program Specialist for Livelihood PRCF Indonesia, Azri Ahmad S Hut di kantornya, Kamis (22/7/2021).

Saat melakukan promosi produk pangan, Azri diterima oleh Ya Suharnoto ST MT,  Kasubbag Rencana Kerja & Monev dan Zharifah Eliyana, S Hut MMD, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kehutanan yang akrab dipanggil Eva. Produk pangan dimaksud adalah Kerupuk Ikan Nyaman Bonar dari KUPS Ikan Muara Abadi dan produk terbaru dari KUPS Madu Hutan Lestari yaitu DeNALA, Madu Botol kemasan 300 gram yang telah mengikuti kadar air sesuai SNI sebesar 22%.

Madu Hutan DeNALA
Madu Hutan Update yang dipromosikan Meli, anggota Pokja PS dari Dinas LHK Kalbar

Madu DeNALA adalah madu yang dihasilkan langsung dari Hutan Desa Nanga Lauk. Kemudian, dipanen dengan teknik lestari dan ditiriskan yang dilanjutkan dengan pengolahan lanjutan berupa pengurangan kadar air sebesar 22% dan dikemas secara higienis. Madu dengan beragam manfaat ini harganya sangat terjangkau, mudah dibawa kemana-mana dan sangat membantu penguatan imun di masa pandemi saat ini.

“Siapapun yang membeli Madu DeNALA, dengan sendirinya telah membantu pelestarian hutan desa dan mengangkat kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dan sekitar wilayah hutan desa,” jelas Azri.

Madu DeNALA saat ini masih berproses untuk mendapatkan izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Komunikasi dengan pihak Dinas Kesehatan sudah dibangun, namun dengan situasi pandemi saat ini belum memungkinkan dilakukannya pelatihan mutu pangan sebagai syarat perizinan PIRT.

Untuk izin PIRT ini sendiri, Ya Suharnoto menyampaikan, pihaknya sedang mengusulkan proses pengajuan izin kolektif untuk para pelaku usaha di bidang Perhutanan Sosial atau KUPS. Diharapkan, KUPS akan terbantu dari sisi biaya dan kemudahan pengajuan perizinan. Ditambahkan Eva, proses perizinan ini mutlak dilakukan agar produk-produk KUPS dapat menembus pasar yang lebih luas dan bersaing secara sehat dengan produk sejenis. “Saatnya produk KUPS dapat unjuk gigi,” katanya.

Apresiasi Produk

Dalam kesempatan itu, Ya Suhartono dan Eva mengapresiasi kemasan Madu DeNALA. Keduanya menilai, kemasannya cukup bagus. “Kemasannya sudah bagus, namanya juga keren, kekinian dan mudah diingat. Semoga dengan kemasan ini, madu hutan dari Nanga Lauk semakin luas penjualannya,” harap Eva.  

Sementara itu, staf Seksi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kehutanan, Wati dan Meli yang juga anggota Pokja Perhutanan Sosial turut memboyong Madu DeNALA ini. “Produknya bagus, apalagi kami butuh juga untuk menambah imun,” ujar Meli.

Hal menarik, usai membeli madu DeNALA, keduanya juga turut mengendorse Madu DeNALA di media sosial dan grup Whatsapp masing-masing. Keduanya mempromosikan madu tersebut agar cepat dikenal dan dibeli oleh kawan-kawannya. (azr/ros)