Rapat koordinasi dilakukan PRCF Indonesia dengan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kapuas Hulu di Kantor GIZ Putussibau, Selasa (11/1/2022). Rapat ini difasilitasi GIZ SASCI+ (Deutche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit, Sustainability and Value-Added in Agricultural Supply Chains in Indonesia) dengan fokus pembahasan soal komoditas karet alam di 35 desa di Kapuas Hulu.
“Rapat koordinasi berjalan lancar dan penuh kebersamaan. PRCF Indonesia akan menjadi konsultan pelaksana program SASCI+ ini. Tentunya, kita siap untuk mendampingi para petani dalam menghasilkan karet alam berkualitas,” kata Marketing Expert PRCF Indonesia, Azri S Hut usai mengikuti rapat koordinasi tersebut di Putussibau Kapuas Hulu.
Rapat tersebut dihadiri oleh Konsultan GIZ M. Salamun. Sementaara dari pihak PRCF Indonesia dihadiri Slamet Sobari S Hut MM (production and equality expert), Agus Sarwoko S Hut (Institutional expert), Irwan S Pd (Community expert), Arif Elfri Yanda SP (Agroforestry expert), dan Rijul Hartami SP (Nursery expert).
Sementara dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kapuas Hulu dihadiri oleh Abdul Salam SP MM (Kabid Penyuluhan Pertanian), Yohana Binawati SP (Kepala Seksi Tata Penyuluhan), dan Florentina Lamanita SP (Kepala Seksi Kelembagaan Petani). “Rapat kali ini membahas rencana tindak lanjut pelaksanaan program Nursery – Agroforestry SASCI+,” tambah alumni Fakultas Kehutanan Untan ini.
“Program ini nantinya akan melibatkan pihak BPP atau Badan Penyuluh Pertanian dan PPL atau Penyuluh Pertanian Lapangan. Kedepannya koordinasi tingkat tapak akan dilanjutkan melibatkan petani karet unggulan di masing-masing desa,” papar Azri.
Konsultan Pelaksana
Pihak GIZ SASCI+ telah memperkayakan PRCF Indonesia sebagai konsultan pelaksana untuk program ini. PRCF akan melakukan pendampingan terhadap para petani karet di 35 desa untuk 6 kecamatan. PRCF sendiri bertekad untuk menjalankan amanah ini sebaik mungkin.
Program GIZ SASCI+ merupakan program untuk membangun rantai pasok pertanian berkelanjutan yang bebas deforestasi dan terhubung dengan pasar global. Program ini memberikan subsidi harga kepada petani karet. Tidak langsung dijual kepada produsen ban Continental. Tentu harga selalu tinggi melebihi rata-rata tanpa dipengaruhi oleh harga global. Saat ini pekebun karet di Kalimantan Barat belum mendapatkan previllage harga tinggi. (ros)