Banyak cara merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78. Salah satunya dengan menanam pohon seperti dilakukan oleh PRCF Indonesia bekerja sama dengan Ikahut Ketapang. Lembaga yang bergerak di bidang konservasi ini menanam pohon di areal GOR Tentemak Ketapang.
“Menanam pohon bagian dari program kita saat melakukan pendampingan desa. Dengan menanam pohon artinya kita ikut menghijaukan bumi yang sekarang sedang mengalami perubahan iklim ekstrim. Ini juga cara kita merayakan HUT RI ke-78,” kata Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut usai menanam pohon bersama rekan pengurus di Ketapang, Kamis (17/8/2023).
Dijelaskan alumni Fakultas Kehutanan Untan ini, kebetulan ia membawa tamu dari luar negeri, melakukan perjalanan dari Kayong Utara, lalu ke Ketapang. Pas momen 17 Agustus, tentunya tidak bisa mengikuti upacara pengibaran bendera layaknya di kantor-kantor pemerintah.
“Walau tidak ikut upacara bendera, bukan berarti melupakan momen bersejarah itu. Sebagai upaya mengekspresikan rasa kebangsaan di momen Hari Kemerdekaan RI dengan cara menanam pohon ini,” ungkap Imanul.
Acara menanam pohon ini bekerja sama dengan Ikatan Alumni Kehutanan Universitas Tanjungpura (Ikahut) Ketapang. Ikahut ini diketuai Ir Adi Mulia M Hut, satu almamater dengan Imanul. Saat ini beliau menjabat Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ketapang dan teman-teman alumni yang turut berpartisipasi.
Pohon yang ditanam namanya Ketapang Kencana (Terminalia mantaly). Pohon ini sejenis tumbuhan peneduh. Tajuknya mendatar dan berlapis-lapis, sebagaimana kerabat satu marganya, Ketapang T.Catappa, Selain sebagai peneduh, pohon ini bisa menjadi penghias taman rumah dan kebun. Ketapang kencana adalah tumbuhan endemik Madagaskar, namun sekarang diintroduksi ke berbagai daerah tropika termasuk Indonesia.
Banyak Karhutla
Imanul juga menyoroti banyaknya lahan terbakar sehingga menimbulkan asap. Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya sudah meliburkan sekolah. Itu tandanya udara di luar rumah berbahaya. Penyebabnya karena banyak lahan kosong terbakar sehingga menimbulkan bencana asap.
“Kenapa lahan itu terbakar, karena pohon-pohonnya ditebang sehingga penampung air tidak ada lagi. Tanah menjadi gersang di musim kemarau dan mudah terbakar. Sebagai solusi yang sering kita lakukan, menanam pohon di lahan kosong itu. Itu sebabnya, dalam program pengelolaan hutan desa, selalu ada kegiatan menanam pohon,” papar Imanul.
Dia berharap, gerakan menanam pohon jangan sampai berhenti. Terus dilakukan oleh siapa saja. Tidak mesti dilakukan oleh pemerintah saja, melainkan melibatkan seluruh elemen masyarakat. (ros)