Kantong semar ditemukan di hutan desa Nanga Lauk

Pontianak (PRCF) – Patroli hutan yang dilakukan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Lauk Bersatu didampingi PRCF Indonesia pada 13 Januari 2020 banyak menemukan hal baru. Salah satunya, tim patroli banyak menemukan berbagai jenis kantong semar atau genus nepenthes. Banyaknya jenis kantong semar yang ditemukan sebagai indikator hutan masih terjaga dengan baik.

Kantong semar atau bahasa Inggrisnya tropical pitcher plant, terbilang tumbuhan unik. Sekarang malah banyak diperjualbelikan. Informasinya termasuk tumbuhan yang bernilai tinggi. Banyak orang membudidayakannya untuk kepentingan bisnis. Ternyata, hutan desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu banyak kantong semarnya.

Kantong semar atau genius nepenthes banyak ditemukan di hutan desa Nanga Lauk
Jenis-jenis kantong semar atau nepenthes yang ditemukan di kawasan hutan Nanga Lauk oleh tim patroli LPHD Lauk Bersatu didampingi PRCF Indonesia

“Biasanya kita patroli lebih banyak di atas air atau rawa. Kali ini kita juga banyak berjalan kaki dalam hutan. Bahkan, kita berjalan dalam hutan sejauh  dua kilometer kali ini. Medannya memang berat. Namun, kita terhibur banyak menemukan tumbuhan unik, kantong semar di hutan,” cerita Yadi Purwanto S Hut, program specialist for corservation PRCF Indonesia yang ikut mendampingi tim patroli hutan LPHD Lauk Bersatu.

kantong semar yang ditemukan di hutan desa Nanga Lauk
Jenis-jenis kantong semar yang ditemukan tim patroli di kawasan hutan Nanga Lauk

Yadi melanjutkan, banyaknya nepenthes yang ditemukan, membuktikan hutan di Nanga Lauk masih terjaga dengan baik. Tidak ada perambahan hutan. Begitu juga tidak ada  aksi ilegal logging. Bila hutan terjaga dengan baik, begitu juga dengan flora dan faunanya.

“Apapun yang kita temukan di dalam hutan, kita inventaris dan dokumentasikan. Termasuklah kantong semar itu. Cuma, saya belum tahu apa saja jenis kantong semar yang banyak ditemukan di hutan desa Nanga Lauk,” ujarnya.

Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15–20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam. Kantong ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak tersedia pada habitat tumbuh.

kantong semar di hutan nanga lauk
Jenis-jenis kantong semar yang ditemukan oleh tim patroli LPHD Lauk Bersatu didampingi PRCF Indonesia di kawasan hutan Nanga Lauk

Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa. Biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik. Bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain. Kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas. (ros)