Pontianak (PRCF) – Sejak Sabtu (25/1/2020) kemarin, PRCF Indonesia kedatangan tamu istimewa. Dialah Dr. L. Fernando Potes Sanchez, Technical Overview atau Monitoring Auditing PRCF. Minggu (26/1/2020), beliau yang ditemani anak lelakinya sudah menginjakkan kaki di Kabupaten Kapuas Hulu atau Bumi Uncak Kapuas. Apa saja agenda pria berdarah Amerika Serikat itu di sana?
“Beliau sudah bersama kami di Kapuas Hulu saat ini. Pak Fernando sebenarnya sudah tidak asing lagi dengan Kalbar. Sudah sering ia ke sini. Walau demikian, beliau adalah tamu kehormatan kita,” kata Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda, Senin (27/1/2020).
Selama di Kapuas Hulu, Fernando akan mengikuti sejumlah agenda yang telah direncanakan sebelumnya. Pada 26 Januari kemarin, beliau berangkat menuju Putussibau menggunakan pesawat. Dari Putussibau pada hari yang sama, beliau melanjutkan perjalanan ke Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir. Desa Nanga Lauk merupakan desa binaan PRCF Indonesia.
“Begitu tiba di Nanga Lauk, kita akan mengadakan pertemuan dengan pengurus LPHD Lauk Bersatu yang merupakan kepanjangan tangan dari PRCF Indonesia. Kita akan melakukan pertemuan sekaligus evaluasi terhadap program yang telah dijalankan,” tambah Imanul.
Pada 27 Januari, Fernando didampingi pengurus LPHD Lauk Bersatu akan ikut patroli hutan desa. Patroli hutan menggunakan perahu motor. Fernando bisa melihat secara langsung hutan desa yang selama ini menjadi objek konservasi.
“Beliau akan melihat secara langsung seperti apa hutan desa Nanga Lauk. Selama ini beliau hanya menerima laporan. Kali ini beliau akan melihat secara langsung kondisi hutan,” ujar Imanul.
Setelah dari melakukan patroli hutan, Fernando dan jajaran PRCF kembali ke Putussibau. Pada 28 Januari diagendakan bertemu dengan petinggi Bappeda Kapuas Hulu. Dari situ langsung melanjutkan agenda bertemu dengan KPH Kapuas Hulu Utara dan Tanjung. Terakhir, pada 29 Januari sampai 1 Februari, Fernando akan ke Malinau Kalimantan Utara. Di sana ia akan berkunjung ke Punan Adiu. Pada 2 Februari, beliau kembali ke Jakarta.
“ Beliau ke Malinau dan Punan Adiu Kalimantan Utara juga bertujuan untuk persiapan program imbal jasa. Ekosistem pada hutan adat sekitar 11.000 hektar yang dikelola masyarakat Dayak Punan Adiu. Kalau di Tanjung pada hutan desa seluas 2.520 yang dikelola oleh masyarakat Dayak Suruk,” tambah Imanul.
Imanul berharap, saat berkunjung ke Uncak Kapuas, Fernando bisa mendapatkan apa yang menjadi tujuan utamanya. “Kita akan dampingi beliau. Semoga beliau tidak mendapatkan satu halangan atau kendala selama di lapangan,” harapnya. (ros)