PRCF Indonesia sedang mengikuti Strategy Meeting di Lan Rung Resort, Phuoc HaiBeach, dekat Vung Tau, beberapa jam dari Kota Ho Chi Minh, Vietnam, 18 – 21 April 2024. Dalam kegiatan itu ada serangkaian agenda yang mesti diikuti delegasi PRCF Indonesia yang dipimpin oleh Imanul Huda.
Agenda strategy meeting yang utama mendengarkan pemapataran Ketua PRCF Internaional, Fernando. Setelah itu presentasi dari perwakilan PRCF Indonesia, Imanul Huda, Fifiyati Hoesni, disusul Azri Ahmad dan Doni Latuparisa. Dilanjutkan presentasi dari Bangladesh, Sinan, dan Papua Nugini, Henry. Terakhir, pemaparan soal keuangan (finance) oleh Nga dari Vietnam.
Pada hari pertama pertemuan itu, Fernando mengawali presentasi dengan menceritakan sejarah pendampingan yang dilakukan oleh PRCF. Program PRCF dijalankandi beberapa negara, seperti Indonesia, Vietnam, Laos dan Kamboja. Ada beberapa pendekatan program yang dilaksanakan, seperti konservasi spesies (Langur di Vietnam, Tomistoma, Penyu dan Orangutan di Indonesia), community development dan lain-lain.
Fernando juga menceritakan bagaimana perencanaan strategis telah dilakukan 14 tahun lalu di Bangkok (2010). “Hal ini mengingatkan kita bahwa pertemuan seperti ini tidak hanya diadakan sekali, tetapi akan diulang. Karena, sebagai organisasi berkembang, harus mampu memahami situasi internal saat ini. Memahami situasi eksternal yang akan dialami dalam 5 tahun atau 10 tahun ke depan,” jelas Fernando.
“Kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan, sehingga kita dapat merespon atau bertindak atas perubahan yang terjadi,” tegas Fernando.
Pria yang sudah beberapa kali datang ke Kalbar ini menambahkan, PRCF Indonesia telah mengambil pelajaran dari pertemuan perencanaan strategis yang diadakan pada tahun 2010. “Pada tahun 2011, kami telah mengambil keputusan untuk memperluas program ke kabupaten lain di Kapuas Hulu. Di Kapuas Hulu, kami mengambil pendekatan program baru, yaitu memperkenalkan program perhutanan sosial. Kami telah melakukan proses panjang untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan akses hak pengelolaan hutan di desa melalui skema pengelolaan Hutan Desa,” ungkap pria yang juga fasih berbahasa Indonesia ini.
Pada tahun 2016, PRCF mulai terlibat dalam inisiasi program Pembayaran Jasa Ekosistem. Kemudian, pada tahun 2019, PRCF Indonesia mulai mengawal program perhutanan sosial dengan dukungan pembiayaan jangka panjang melalui mekanisme Pembayaran Jasa Ekosistem, khususnya melalui hasil konservasi.
Gambaran Program
Pada sesi berikutnya, pertemuan mendapatkan gambaran bagaimana program PRCF sedang atau masih direncanakan di beberapa lokasi seperti Indonesia, Vietnam, Bangladesh dan Papua Nugini. Masing-masing perwakilan negara itu mempresentasikan apa yang telah dicapai selama ini. Termasuk presentasi dari PRCF Indonesia.
Ketika semua perwakilan negara sudah mempresentasikan, lalu dilakukan pembahasan intensif untuk menyusun agenda strategis ke depannya. Dari presentasi itu akan tergambar program apa yang mesti dirumuskan dalam pertemuan. PRCF Indonesia sangat intensif mengikuti pertemuan penting ini. (ros)