Silaturahmi pengurus dan karyawan PRCF Indonesia digelar secara sederhana, Rabu (19/5/2021). Bertempat di Kantor PRCF di Pontianak, silaturahmi masih dalam suasana Idulfitri 1422 H ini dihadiri tidak hanya pengurus dan karyawan, melainkan juga Dewan Pembina PRCF.
“Sekarang masih dalam suasana Idulfitri, saya mohon maaf lahir dan batin untuk seluruh pengurus dan karyawan. Semoga acara silaturahmi ini semakin meningkatkan kekompakkan kita dalam membesar PRCF,” kata Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut saat membuka acara silaturahmi.
Acara silaturahmi tersebut untuk pertama kali digelar dan dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina PRCF Indonesia, Hatta Siswa Mahyaya. Hampir rata-rata para pengurus dan karyawan tidak mengenal pembina itu. Dalam kesempatan itu, Imanul minta seluruh pengurus dan karyawan memperkenalkan diri.

Di hadapan pembina, masing-masing pengurus dan karyawan memperkenalkan diri. Dimulai dari Suhartian, Agus Sarwoko, Rio Afiat, Yadi Purwanto, Iwan Supardi, Azri Ahmad, Slamet Sobari, Rosadi Jamani, Awaludin Razab, Aam Wijaya, Fifiyati Hoesni, Windi Irani Suci, Adilah Dinilhuda, , Adekurnia. Ada sejumlah karyawan tidak bisa hadir karena berada di daerah.
“Perlu saya informasikan, awalnya PRCF mengerjakan program SCCM di Nanga Lauk. Sekarang, bertambah dengan program TFCA Kalimantan Siklus 5 di empat desa yakni Nanga Betung, Nanga Jemah, Sri Wangi dan Tanjung. Kemudian, yang baru akan dikerjakan GIZ Saschi+. Bahkan, di Sumatera Utara juga ada program PRCF,” papar Imanul.

Selain itu, terjadi penambahan karyawan di tubuh PRCF itu sendiri. Hal ini menandakan bahwa PRCF semakin dipercaya oleh lembaga donor dan pemerintah. “Kita akan berusaha untuk bekerja secara profesional dalam melakukan konservasi hutan desa di Provinsi Kalbar,” tekad Imanul.
Mandiri Desa
Ketua Dewan PRCF, Hatta Siswa Mahyaya memberikan pandangannya, merasa senang PRCF mengalami perkembangan signifikan. Itu sebagai tanda apa yang dilakukan pengurus dan karyawan sungguh-sungguh dalam bekerja. Dari kesungguhan itu melahirkan kepercayaan di tengah masyarakat binaan.
“Cuma, saya hanya titip pesan, saat melakukan pendampingan atau pembinaan, jangan lupakan untuk meregenerasi orang lokal atau warga binaan. Sebab, banyak program konservasi, begitu habis program, habis juga aktivitas konservasinya. Saya berharap PRCF bisa menciptakan kemandirian sesungguhnya dari desa yang dibina,” nasihat Hatta.
Hatta juga berpesan, PRCF juga bisa melakukan pendampingan untuk wilayah pesisir. Jangan hanya di wilayah pedalaman saja. “Di pesisir yang dekat Pontianak ada baiknya juga diperhatikan,” sarannya lagi.
Setelah itu baca doa, lalu dilajutkan dengan makan bersama. Ada banyak kue khas lebaran dihidang di meja. Tidak ketinggalan sate daging ikut menghangatkan silaturahmi tersebut. (ros)