Kecamatan Silat Hulu dan Silat Hilir memperoleh kesempatan untuk mendapatkan Pelatihan Good Agriculture Practice (GAP) dan Good Handling Practice (GHP). Sebelumnya, dilakukan Sosialisasi Program Rantai Pasok Pertanian Berkelanjutan di Indonesia atau dikenal dengan nama SASCI+ (Sustainability and Value Added Agriculture Supply Chain in Indonesia). Kegiatan ini diinisiasi oleh GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit) GmbH. GIZ adalah lembaga kerjasama internasional untuk pembangunan berkelanjutan dengan operasi di seluruh dunia atas nama Pemerintah Jerman. GIZ bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, di mana pada tingkat kabupaten bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu.

Kegiatan di Kecamatan Silat Hulu dan Silat Hilir diagendakan berlangsung dari 9-15

Program sasci+
Slamet Sobari saat praktik program GAP – GHP SASCI+ di Silat

Agustus 2022. “Ada lima desa yang disosialisasikan dan dilatih selama rentang waktu tersebut. Di Kecamatan Silat Hilir ada Desa Nanga Nuar, Bongkong, Rumbih dan Seberu. Sedangkan di Silat Hulu di Desa Dangkan Kota,” kata Slamet Sobari, Tenaga Ahli Produksi dan Mutu Karet pada program SASCI+ dari PRCF Indonesia, saat ditemui di Desa Dangkan Kota pada Sabtu (13/08/2022).

Siapkan Tanaman Kopi

Sementara itu, Akhmad Arif, Advisor SASCI+ Karet Kapuas Hulu dari GIZ menambahkan, pihaknya akan menyiapkan tanaman kopi sebagai agroforestri. Tanaman karet tetap menjadi pendapatan utama petani.

“Kita melihat potensi dari petani aktif masih besar di Silat, di antara penetrasi perkebunan sawit. Kita harap ini menjadi sumber pendapatan utama bagi mereka, di samping kita juga menyiapkan tanaman kopi sebagai tanaman agroforestri pada program. Tadi kita hitung kasar saja bersama warga, di Dangkan Kota ini untuk ngopi saja itu perlu 500 juta setahun. Uang keluar semua itu. Kalau petani sudah punya tanaman kopi sendiri, 500 juta itu kan bisa dialihkan ke bidang lain,” jelas Akhmad Arif, Advisor SASCI+ Karet Kapuas Hulu dari GIZ.

Dari tiga desa yang sudah dilakukan kegiatan, terlihat minat dari warga cukup besar. “Sejauh ini dari Desa Nanga Nuar dihadiri 71 petani, Bongkong 56 petani, dan Rumbih paling besar dengan total 124 petani dari tiga dusun,” tambah Azri, Tenaga Ahli Pemasaran dan Ekonomi untuk SASCI+ dari PRCF Indonesia.

Saat ini kegiatan masih akan berlangsung di Desa Dangkan Kota selama dua hari (13-14 Agustus 2022) dan Desa Seberu (15 Agustus 2022).

Penulis: Azri Ahmad