Sebelumnya telah dibahas apa itu cadangan karbon serta metode pengukurannya, cara pembuatan plot, kali ini merupakan kelanjutan dari materi sebelumnya. Membahas tentang stratifikasi areal cadangan karbon dan pendugaan biomassa.
Melakukan Stratifikasi Areal
1. Buat stratifikasi berdasarkan kelas kerapatan pohon:
- – Rapat
- – Sedang
- – Jarang
- – Terbuka
Membuat kelas kerapatan pohon dengan metoda NDVI (contoh seperti yang telah dibuat Erik Munandar di HD Nanga Lauk dan NDVI yang dibuat Gunawan Wibisono Desa Tanjung Patroli
2. Pada masing-masing kelas stratifikasi dibuat 5 buah plot pengukuran karbon. Kegiatan ini sebagai pre assessment (pendugaan awal) untuk mengetahui apakah jumlah plot yang dibuat sudah mencukupi atau masih kurang. Jika kurang masih bisa dilakukan penambahan plot.
Menentukan Jumlah Plot
Mengacu pada SNI Pengukuran Cadangan Karbon, tidak menyebutkan secara khusus banyaknya jumlah plot yang dibutuhkan, namun Standard Error maksimal yang diperbolehkan adalah 20%. Cara menghitung banyaknya plot pengukuran karbon
1 Buat stratifikasi kerapatan pohon
2 Stratifikasi menjadi 4 kelompok
- – Penutupan Hutan Rapat
- – Penutupan Hutan Sedang
- – Penutupan Hutan Jarang
- – Nin Hutan
3 Pada tahap Pre Assessment, buat sebanyak 5 plot pengukuran karbon (20 m x 50 m) masing-masing pada kelas kerapatan hutan, yaitu: 5 plot pada penutupan hutan rapat, 5 plot pada penutupan hutan sedang dan 5 plot pada penutupan hutan jarang. Kemudian buat 3 plot pada kelompok non hutan. Dari Pre Assessment akan diketahui berapa jumlah plot yang diperlukan
4 Data yang diolah adalah kandungan karbon atas permukaan, khususnya untuk tingkat pohon saja (diameter ≥ 20 cm) pada plot 20 m x 20 m saja atau luas=0.004 ha
Hasil perhitungan kandungan karbon tingkat pohon pada masing-masing strata
Data-data di dalam table dimasukan ke dalam Tabel Winrock dengan catatan:
- – Total luas harus 10.000 Ha sesuai dengan total areal yang dihitung karbonnya
- – Tentukan level of error (menurut SNI maksimum 20%)
- – Confidence level bisa: 90%, 95%, atau 99%.
- – Lakukan perhitungan standard deviasi dari data karbon pada plot di masing masing-stara
- – Input pada Kalkulator Winrock.
- – Hasilnya adalah:Kalkulator Winrock menunjukan bahwa jumlah plot yang perlu dibuat lagi untuk masing-masing strata
Cara Pengukuran Biomassa
1 Pengukuran Biomassa di atas Permukaan
Pengukuran biomassa di atas permukaan (Above Ground Biomass) di lahan mineral dilakukan pada pohon, semai dan tumbuhan bawah. Cara pengukurannnya sama dengan yang dilakukan pada pengukuran biomaasa di lahan gambut
– Pengukuran pohon. Biomassa pohon didekati dengan melakukan pengukuran diameter pohon setinggi dada (± 1.3 m) pada plot ukuran 20 m x 20 m (untuk pohon berdiameter ≥ 20 cm); jika diperlukan maka dilakukan pengukuran pada plot 20 m x 50 m (untuk pohon berdiameter ≥ 30 cm. Alat yang digunakan Diameter tape
– Pengukuran tiang. Biomassa tiang didekati dengan melakukan pengukuran diameter setinggi dada (± 1.3 m) pada plot ukuran 10 m x 10 m (untuk pohon berdiameter ≥ 10 cm dan < 20 cm) Alat yang digunakan Diameter Tape
– Pengukuran pancang. Biomasssa pancang didekati dengan melakukan pengukuran diameter pancang setinggi dada (± 1.3 m) pada plot ukuran 5 m x 5 m (untuk pohon berdiameter ≥ 2.5 dan < 10 cm. Alat yang digunakan Caliper
– Pengukuran semai dan tumbuhan bawah. Potong semua semai (anakan pohon berdiameter < 2.5 m) tanpa mengikutkan bagian akar yang terdpat dalam plot ukuran 2 m x 2 m, timbang berat basahnya, catat berat basah total. Ambil sampelnya seberat 250-300 gram, masukan ke dalam platik dan beri label. Potong semua tumbuhan bawah (selain ankan pohon) yang terdapat pada plot ukuran 2 m x 2 m, timbang berat basahnya, catat berat basah total, ambil sampelnya 250-300 gram, masukan ke dalam platik dan beri label. Bawa masing-masing sampel tersebut ke laboratorium, lakukan pengeringan oven contoh di lapangan dengan suhu 85° C selama 24 jam. Timbang masing-masing berat kering dari sampel semai dan tumbuhan bawah. Lakukan analisis kandungan karbon organic masing-masing untuk semai dan tumbuhan bawah
2 Pendugaan Biomassa di Atas Permukaan
- – Pendugaan biomassa untuk hujan tropis (untuk tingkat pohon, tiang, dan pancang) dapat menggunakan persamaan allometric Chave et.al., (2014). Dapat mengggunakan 2 persamaan, tersedia data tinggi dan tidak tersedia data tinggi
Pendugaan kandungan karbon atas permukaan C-bap =TAGB x C organic Serapan CO₂ = (44/12) x c-bap
– Pendugaan Biomassa Semai dan Tumbuhan Bawah
– Pendugaan Biomassa Nekromas
(1) Pohon Mati. Biomassa dihitung menggunakan persamaan allometric seperti pengukuran biomassa pohon hidup
Ln (TABG) = c + a ln (D)
TAGB =e x Ln (TABG)
Biomasssa pohon mati : Biomassa x factor koreksi
Total Biomassa pohon mati dalam plot: no 1+ no 2+ no 3…= ..ton/ha
Jika diketahui C-organik = 47% maka kandungan karbon pohon mati (C-pm) adalah
C-pm = B x % C organic = ..ton/ha
(2) Kayu Mati
Vkm = 0.25 3.14 (dp+du/2 x 100)² x p
Biomassa kayu mati;
Bkm = Vkm x Bj
Total biomassa kayu mati = Bkm 1 + Bkm 2+ Bkm 3+…. = …ton/ha
Jika diketahui C-organik = 47%, maka kandungan karbon kayu mati (C-km) adalah:
(C-km) = B x % C-organik = …ton/ha
– Serasah
Pengamatan serasah dan tumbuhan bawah pada plot ukuran 2 m x 2 m
Jika diketahui C-organik = 47%
Maka kandungan karbon serasah (c-seraasah) adalah:
C-serasah = Total Berat Kering x 0.47 = ….ton/ha
– Biomassa akar
C-akar = Total Biomassa akar x 0.47
– Biomassa Tanah
Perhitungan biomassa tanah diambil hingga kedalaman 30 cm.
Ct = Kd x p x % C organic (g/cm²)
Kedalaman 0-5 cm, kedalaman 5-10 cm, kedalaman 10-20 cm, kedalaman 20-30 cm
Perhitungan Total Karbon
Cplot = (Cbap+Cbbp+Cserasah+Ctban bawah+Ckm+Cpm+C tanah)
Source reference:
Irawan, U.S. dan Purwanto, E., 2020. Pengukuran dan Pendugaan Cadangan Karbon pada ekosistem Hutan Gambut dan Mineral, Studi Kasus di Hutan Rawa Gambut Pematang Gadung dan Hutan Lindung Sungai Lesan, Kalimantan. Yayasan Tropenbos Indonesia. Bogor dalam Panduan Pengukuran dan pendugaan Cadangan Karbon pada Ekosistem Hutan Gambut dan Mineral Studi Kasus di Hutan Rawa Gambut Pematang Gadung dan Hutan Lindung Sungai Lesan, Kalimantan