Buaya Senyulong
Sepasang mata merah menyala tampak diantara semak-semak diatas permukaan air yang gelap, sesaat kemudian mata tersebut tenggelam kedalam air bersama pemiliknya yang sangat pemalu, Buaya Senyulong (Tomistoma schlegelii). Mata merah dari Buaya Senyulong tersebut terlihat oleh Imanul Huda dan Jefri Irwanto dalam kegiatan survei populasi Tomistoma schlegelii awal tahun 2016 di Danau Merebung, kawasan penyangga Taman Nasional Danau Sentarum, Kapuas Hulu. Survei Buaya Senyulong ini dilaksanakan oleh PRCF Indonesia didampingi pihak Balai Taman Nasional Danau Sentarum dengan didanai oleh Tomistoma Task Force dari IUCN.
Buaya Senyulong (Tomistoma schlegelii) merupakan satu dari tujuh spesies buaya yang bisa ditemukan di Indonesia. Spesies ini tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Ukuran dewasa Senyulong dapat mencapai panjang 3-4 meter. Ciri khas buaya Senyulong dibandingkan jenis buaya lainnya adalah moncongnya yang relatif sempit (rahangnya menyempit secara gradual), pipih dan panjang. Melihat bentuk moncongnya yang khas ini, mudah dipahami bahwa makanan utama buaya Senyulong adalah ikan dan hewan – hewan kecil. Beberapa temuan terbaru menunjukkan bahwa buaya Senyulong juga dapat memangsa hewan – hewan berukuran besar seperti bekantan, monyet ekor panjang, kalong, bahkan rusa dan manusia.
IUCN (International Union and Conservation Nature) memperkirakan bahwa populasi buaya Senyulong dewasa didunia berjumlah dibawah 2500 individu sehingga spesies ini masuk kedalam kategori genting (Endangered). Berdasarkan Undang-undang negara, Senyulong juga termasuk dilindungi satwa yang dilindungi (Mongabay.com).
Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum adalah salah satu habitat Buaya Senyulong yang pada saat ini berada dalam kategori kritis. Danau Sentarum adalah salah satu dari enam Ramsar Site di Indonesia, status ini ditetapkan sejak 30 Agustus 1994. Danau Sentarum berada di Kalimantan Barat pada koordinat 00 ° 51’N 112 ° 06’E. Danau Sentarum merupakan rangkaian danau musiman air tawar, yang saling berhubungan dengan sungai, rawa gambut dan hutan rawa air tawar. Salah satu ekosistem terunik di dunia ini merupakan hutan rawa primer air tawar luas terakhir yang tersisa di Kalimantan, dan mungkin merupakan yang contoh terakhir perwakilan dari habitat ini di Dangkalan Sunda. Lebih dari 185 spesies ikan dan 200 spesies burung dapat ditemukan di danau ini. Area konservasi ini adalah rumah bagi populasi Bekantan di daratan.
Buaya Senyulong di Danau Sentarum dapat ditemukan di danau-danau kecil, rawa-rawa, serta tepi-tepi sungai kecil maupun besar yang bersemak. Kondisi alam yang masih sangat terjaga dan kelimpahan ikan yang tinggi menjadikan Danau Sentarum sebagai oase habitat buaya senyulong yang semakin terdesak dibanyak tempat.
Survei populasi buaya senyulong di Danau Sentarum di awal tahun 2016 yang dilaksanakan PRCF Indonesia bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai populasi dan habitat peneluran Buaya Senyulong di TN. Danau Sentarum dan daerah sekitarnya, mengetahui karakteristik habitat Buaya Senyulong di TN. Danau Sentarum dan daerah sekitarnya, dan mendokumentasikan kegiatan manusia dan pengarunya terhadap habitat dan populasi Buaya Senyulong.
Populasi
Individu Buaya Senyulong yang tercatat dalam kegiatan survei ini berjumlah tiga individu. Individu yang pertama adalah yang ditemukan di Danau Merebung, Desa Melemba, Kecamatan Batang Lupar. Individu ke dua teramati di sekitar Dusun Lupak Mawang. Sedangkan individu yang ketiga adalah Senyulong yang dipelihara oleh masyarakat di Desa Vega, Kecamatan Selimbau. Buaya dari desa Vega ini kemudian di lepaskan di Danau Kedabang, tidak jauh dari lokasi pemeliharanya menemukan tiga tahun sebelumnya. Kondisi air danau yang tinggi menjadikan keberadaan Senyulong lebih tersebar, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan tidak banyak Senyulong yang berhasil teramati. Hal ini menjadi catatan pembanding untuk survei yang akan dilakukan kedepannya.
Habitat
Untuk mengetahui habitat tempat hidup senyulong, dilakukan analisis vegetasi. Di kawasan TNDS ini wilayah yang menjadi habitat bagi senyulong adalah sekitar danau dan sekitar sungai, sehingga analisis vegetasi dilakukan di wilayah danau dan sungai. Pada survey ini wilayah yang dijadikan lokasi untuk analisis vegetasi adalah di Danau Merebung di sekitar Senyulong ditemukan, sedangkan untuk daerah sungai dilakukan di sungai Sumpak di sekitar wilayah yang berdasarkan informasi masyarakat sering dijumpai senyulong pada saat musim kemarau.
Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa wilayah sungai Sumpak memiliki keanekaragaman jenis pohon yang lebih tinggi dibandingkan danau Merebung. Hal ini terjadi mengingat daerah sungai terpengaruh oleh aliran air dari hulu ke hilir, dan umumnya aliran air ini membawa hara yang tinggi dan juga membawa biji-bijian yang kemudian tumbuh di wilayah sekitar sungai yang dirasa cocok. Sebaliknya di sekitar danau merebung tidak terpengaruh oleh aliran air dari hulu ke hilir. Sirkulasi air danau sangat minimal, sehingga miskin unsur hara.
Aktivitas Manusia
Danau Sentarum adalah kawasan yang sejak lama telah menjadi tempat tinggal masyarakat nelayan Kapuas Hulu. Mereka tinggal didalam kawasan sebelum kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat, diketahui beberapa kegiatan masyarakat yang menjadi ancaman serius terhadap buaya Senyulong dan habitat di Danau Sentarum. Setidaknya kegiatan tersebut di atas mengusik atau mengganggu dan merusak habitat Senyulong di TNDS, misalnya beberapa informasi menyebutkan terkadang dijumpai juga anakan Senyulong yang masuk kedalam bubu waring tersebut. Walau Senyulong tersebut biasanya akan dilepas kembali akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya senyulong yang mati didalam bubu waring.
Walaupun demikian masyarakat di dalam TNDS dan sekitarnya tidak memandang buaya sebagai hewan yang memiliki nilai ekonomis, juga bukan merupakan ancaman bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Jadi ancaman terhadap Senyulong adalah gangguan dan perusakan habitat senyulong baik secara langsung maupun tidak langsung.
Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan informasi dari hampir seluruh masyarakat yang dijumpai di wilayah studi, maka diketahui bahwa senyulong lebih susah dijumpai pada saat musim hujan dan kondisi air menggenangi hampir seluruh taman nasional, karena pada saat itu Senyulong juga menyebar ke daerah lain yang banyak sumber pakan dan sedkit gangguan manusia. Sebaliknya Senyulong akan mudah dijumpai pada saat musim kemarau karena aktivitas mereka akan terpusat sekitar sungai yang masih berair, dengan demikian survey untuk menghitung populasi senyulong sebaiknya dapat dilakukan pada musim kemarau.
Peran masyarakat nelayan Danau Sentarum dalam upaya konservasi Senyulong sangat penting, mengingat hubungannya secara langsung dengan ekosistem danau. Penyadartahuan masyarakat tentang pentingnya senyulong diharapkan dapat meminimalisir interaksi dengan senyulong dan selanjutnya dapat mengamankan populasi Senyulong di Taman Nasional Danau Sentarum dan sekitarnya.
Oleh Imanul Huda dan Janiarto Paradise