Proses pengelolaan Hutan Desa (HD) melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat, pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan sektor swasta. Interaksi antara pihak-pihak ini bisa saja menyebabkan konflik terkait dengan hak atas lahan, sumber daya alam, akses, dan manajemen hutan. Konflik sering muncul dalam konteks HD karena kepemilikan dan penggunaan lahan yang berpotensi tumpang tindih, termasuk hak-hak adat dan tata kelola yang berbeda. Kondisi konflik yang tidak tertangani dengan baik dapat berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, termasuk degradasi hutan, ketidakstabilan sosial, dan ketidakpastian dalam pengelolaan sumber daya. Disinilah peran strategis LPHD diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas pengelolaan, mengedepankan kepentingan masyarakat dan memediasi konflik.
Pada Pelatihan Penanganan Konflik LPHD Nyuai Peningun Desa Nanga Jemah tanggal 13 – 14 Oktober 2023 di Pondopo Gurung Kepala Bauk dan Pelatihan Manajemen Konflik LPHD Bumi Lestari Desa Penepian Raya tanggal 18 – 20 November 2023 di Kantor Desa Penepian Raya diharapkan setiap konflik yang terjadi dapat tertanganinya konflik secara efektif dan efisien. Penanganan konflik yang efektif dan efisien adalah bagian integral dari pembangunan berkelanjutan, yang dapat menciptakan stabilitas dan keberlanjutan di tingkat desa serta memastikan perlindungan dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Penyusunan SOP
Pada pelatihan tersebut, keseluruhan peserta yang terlibat 37 orang (21 laki-laki, 16 perempuan) dengan melibatkan lima desa yaitu Desa Nanga Jemah, Nanga Betung, Sri Wangi, Penepian Raya, dan Tanjung. Peserta terdiri dari: Pengurus LPHD, Pemdes, BPD, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, Fasilitator Desa, dan Mahasiswa Magang MBKM Fahutan Untan. Narasumber pada pelatihan Agus Sutomo dari Teraju Foundation. Pasca pelatihan masing-masing LPHD langsung melakukan penyusunan SOP Penangan Konflik dalam pengelolaan HD nya sebagai rangkaian dari pelatihan. Hasil pelatihan menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman berdasarkan hasil pre test dan post test serta diskusi dan praktik yang berlangsung.
Pelatihan pengendalian konflik yang dilaksanakan akan dapat membawa manfaat signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu di tingkat pribadi, profesional, maupun organisasi. Dengan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini, peserta dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan yang muncul dari konflik dan mengatasi mereka dengan cara yang produktif dan membangun. (yus)