Target pasar madu hutan masih dicarikan solusinya. Ibaratnya, hulunya sudah bagus, sementara hilirnya masih mencari-cari. Inilah salah satu kendala pemasaran madu hutan di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu.
“Sebagai fasilitator, tentunya kita akan terus mencarikan solusi soal target pasar madu hutan ini. Tujuannya, agar madu hutan yang dihasilkan oleh petani madu semuanya bisa terserap oleh pasar. Kita yakin, persoalan target pasar ini bisa kita selesaikan,” kata Azri Ahmad, Program Specialist for Livelihoods PRCF Indonesia, Selasa (31/3/2020).
Persoalan tersebut terungkap dalam pertemuan Facilitating Business Assistance Kelompuk Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Madu di Kantor LPHD Lauk Bersatu Desa Nanga Lauk, 20 Maret 2020 lalu. “Pertemuan di Kantor LPHD yang baru saja rampung. Ada suasana baru. Untuk pertama kali pertemuan bersama warga di Kantor LPHD,” ujar Azri.
Dari laporan KUPS Madu, telah melakukan pembelian madu dari masyarakat senilai hampir Rp40 juta. Jumlah madunya 400 kilogram. Madu itu disimpan didalam Rumah Produksi Madu. Dana Rp2 juta akan diendapkan sementara di rekening sebagai antisipasi saldo minimum rekening dan dana sisa sebesar delapan juta belum digunakan (idle). Belum ada penjualan yang dilakukan sehingga belum ada laba yang dapat dihasilkan.
“Kelompok belum menyajikan laporan keuangan dalam format standar, di mana hal ini akan menjadi agenda pelatihan pada kegiatan facilitating business assistance selanjutnya,” tambah Azri.
“Sebagai catatan pada KUPS Madu adalah belum adanya standar harga jual madu curah yang ditetapkan kelompok. Kemudian, kemana target pasar yang ditentukan untuk penjualan madu curah tersebut. Hal ini dikarenakan belum ada pertemuan kelompok yang dilakukan sehingga belum menemui kata sepakat. Kelompok berkomitmen akan segera melakukan rapat koordinasi internal pada akhir bulan Maret 2020,” paparnya.
Ikut Pameran
Persoalan target pasar madu hutan akan menjadi perhatian PRCF Indonesia. Publik mengakui bahwa madu hutan asal Nanga Lauk adalah kualitas terbaik. Dipanen secara lestari. Selain higienis, dijamin keasliannya. Salah satu upaya PRCF untuk mencari target pasar madu dengan mengikuti berbagai pameran. Belum lama ini, madu hutan Nanga Lauk dipamerkan di ajang Dharma Pertiwi di Halaman Makodam Tanjungpura.
Bila ada pameran lagi, PRCF akan ikut serta dengan tujuan bisa mempromosikan madu hutan Nanga Lauk. Tidak hanya madu saja, produk asli dari Nanga Lauk juga ikut dipromosikan. Dengan demikian, target pasar yang menjadi kendala bisa diatasi. (ros)