Teknik anyaman rotan dan desain produk sudah diajarkan PRCF Indonesia untuk warga Nanga Lauk. Teknik ini ajarkan karena Nanga Lauk memiliki potensi rotan cukup banyak di hutan desanya. Potensi tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan warga untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
“Kita sudah mengajarkan teknik anyaman rotan dan desain produk. Ini kita lakukan karen hutan desa Nanga Lauk memiliki potensi rotan cukup banyak. Diharapkan dengan teknik yang telah kita ajarkan bisa meningkatkan pendapatan warga,” kata specialist program for Livelihoods, Azri Ahmad S Hut, Senin (18/5/2020).
Rotan merupakan salah potensi hasil hutan cukup melimpah di kawasan hutan Desa Nanga Lauk. Rotan telah dimanfaatkan di beberapa desa di sekitar Desa Nanga Lauk. Masyarakat membuat beberapa produk yang menjadi kebutuhan mereka, seperti tikar, keranjang, kursi, perangkap ikan, pengikat dan lain-lainnya.
Produk dari roan ini bernilai ekonomis. Masyarakat Desa Nanga Lauk mulai diperkenalkan beberapa model dan teknik anyaman rotan yang diminati oleh pasar. Tujuannya agar hasil karya mereka bisa dijual ke pasar. Persoalan mutu, presisi, teknik dan desain dari pengolahan rotan dan bahan lainnya akan menentukan penetrasi pasar dan daya saing dengan produk sejenis.
Saat ini kelompok usaha rotan dan bahan lainnya belum memiliki produk tetap dan unggul yang dapat diandalkan. Dengan mutu produk yang baik akan terjamin permintaan pasar jangka panjang. Pemahaman dan penguasaan teknik anyaman rotan dan bahan lainnya sangat diperlukan untuk menghasilkan kualitas produksi mumpuni dan diterima pasar.
Mengingat pengolahan rotan dan bahan lainnya belum maksimal dilakukan, maka pelatihan teknik anyaman dan desain produk rotan dan bahan lainnya menjadi prioritas dalam kegiatan pengembangan mata pencaharian masyarakat Desa Nanga Lauk.
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan Pelatihan Pengembangan Teknik Anyaman dan Desain Produk Rotan dan Bahan Lainnya ini adalah sebagai berikut:
1 Meningkatkan produktivitas pemanenan rotan dan bahan lainnya dari Hutan Desa Nanga Lauk sebagai hasil hutan bukan kayu
2 Meningkatkan kedisiplinan petani rotan dan bahan lainnya dalam pemanenan dan tata cara produksi
3 Menghasilkan kualitas produksi yang tinggi dan pengelolaan bisnis yang baik untuk dapat diserap dan diterima pasar
4 Membuka akses pasar untuk bahan anyaman rotan dan bahan lainnya yang dihasilkan petani rotan Desa Nanga Lauk
5 Menjadi produsen anyaman rotan dan bahan lainnya terdepan dan percontohan dengan basis pengelolaan hutan desa
Fasilitator pada kegiatan ini:
1 Rio Afiat Program Manager (PRCF Indonesia)
2 Azri Program Specialist (PRCF Indonesia)
3 Fifiyati Owner (Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak – Nitik)
4 Windi Irani Suci Marketing Manager (Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak – Nitik)
Kegiatan ini diikuti oleh pengurus LPHD Lauk Bersatu, Anggota KUPS Rotan dan peserta tamu dari anggota Koperasi Unyap Bina Usaha Desa Nanga Yen.
- Tanggal 18 Desember 2019 berjumlah 17 orang, terdiri dari 14 perempuan dan 3 laki-laki.
- Tanggal 19 Desember 2019 berjumlah 21 orang, terdiri dari 15 perempuan dan 6 laki-laki.
Proses kegiatan
Pada sesi Pertama, perkenalan dan technical meeting pelatihan. Pelaksanaan kegiatan sesi pertama dilaksanakan pada malam hari tanggal 17 Desember 2019, dimulai pukul 19.30 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB bertempat di rumah kediaman Ketua LPHD Lauk Besatu, yaitu Bapak Hamdi.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Saudara Azri sebagai Program Specialist for Livelihoods. Penyampaian diawali dengan menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan pelatihan yaitu memaksimalkan potensi hutan desa dengan menghasilkan produk anyaman bermutu tinggi.
Sesi dilanjutkan dengan perkenalan, yaitu dari pelatih Ibu Intan Liana beserta asistennya Dian. Ibu Intan memberikan gambaran kisi-kisi pelatihan yang akan dilakukan keesokan harinya. Perkenalan kemudian dilanjutkan ke Ibu Fifiyati dan Ibu Windi dari Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak – Nitik.
Diharapkan dari Galeri Nitik dapat membantu dari sisi pemasaran dan pelatihan teknis terkait selanjutnya. Sesi kemudian beralih ke Ketua KUPS Rotan Bapak Alamsyah. Beliau memaparkan kondisi kelompok selama ini dan bagaimana harapan mereka kedepan dengan adanya pelatihan ini. Sesi ini dilengkapi dengan pengantar dari Bapak Hamdi selaku Krtua LPHD Lauk Bersatu, dan terakhir ditutup dengan kesepakatan pelatihan yang dipandu oleh Saudara Rio Afiat selaku Magaer Program dari PRCF Indonesia.
Kegiatan ini berlangsung atraktif dengan metode diskusi. Terkait dengan kelompok usaha dan pelatihan sebagai pengembangan kapasitas, kegiatan ini juga dihadiri oleh Bidang I LPHD (Penguatan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia) dan Bidang III (Pemanfataan Hutan dan Pengembangan Usaha), yang dihadiri oleh masing-masing ketua bidang beserta seksi terkait. (ros)