Desa Tanjung Kecamatan Mentebah Kabupaten Kapuas Hulu dikenal memiliki sumber air yang melimpah. Namun demikian, pemanfaatan sumber air tersebut selama ini masih dilakukan secara tradisional. Hal ini menjadi perhatian utama bagi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Sumber Air Minum Agadesta. KUPS ini di bawah dampingan PRCF Indonesia. Dengan upaya yang gigih, mereka berhasil mendirikan sebuah rumah produksi air minum. Dulu warga minum air langsung dari sungai, sekarang perlahan beralih menggunakan galon. Tentunya air galon itu melewati proses penyaringan secara modern sehingga air yang dihasilkan menjadi higienis.

Sebelum adanya inisiatif dari LPHD Bukit Belang yang mendirikan KUPS Air Minum Agadesta ini, warga Desa Tanjung cenderung menggunakan air langsung dari sungai sebagai sumber air minum. Praktik ini tentu saja menghadirkan risiko kesehatan yang serius, mengingat air sungai sering kali terkontaminasi oleh berbagai faktor eksternal. Apalagi saat ini sering muncul pertambangan emas tanpa izin di perhuluan sungai. Ini berdampak tercemarnya air sungai.

Sumber air bersih
Salah satu pengurus LPHD Bukit Belang sedang memeriksa mesin pengolah air bersih menjadi air kemasan galon di rumah produsi KUPS Air Minum Agadesta Desa Tanjung Kapuas Hulu

Berkat kehadiran rumah produksi air minum KUPS Air Minum Agadesta, pola pemanfaatan sumber air mengalami perubahan signifikan. Mereka memproduksi air minum dalam kemasan galon. Ini dianggap lebih modern, higienis, dan menyehatkan. Langkah ini tidak hanya meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum yang aman dan bersih, tetapi juga memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan sanitasi.

Peluang Ekonomi

Dalam sebuah wawancara dengan Sekretaris PRCF Indonesia, Iwan Supardi menjelaskan, transformasi ini adalah langkah penting dalam memajukan kesejahteraan masyarakat Desa Tanjung. “Dulu, warga minum air bersih tidak lagi dipanaskan, melainkan diminum langsung dari sungai. Dengan adanya air galon produksi KUPS Air Minum Agadesta, warga mulai beralih ke air galon.”

Perubahan ini tidak hanya memberikan manfaat dalam hal kesehatan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Dengan adanya rumah produksi air minum, beberapa warga Desa Tanjung juga memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai karyawan di sana, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka.

Tantangan tetap ada di depan. Meskipun sudah terjadi perubahan menuju pemanfaatan sumber air yang lebih modern, upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi dan kebersihan harus terus dilakukan. Pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara pengelolaan air yang baik dan aman menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan dari perubahan ini.

Sebagai sebuah inisiatif yang berhasil, transformasi pemanfaatan sumber air di Desa Tanjung memberikan contoh inspiratif bagi daerah-daerah lain di Indonesia yang juga menghadapi tantangan serupa. Dengan kerjasama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal, perubahan yang signifikan bisa terjadi, membawa dampak positif bagi kesejahteraan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan demikian, langkah-langkah menuju modernitas dalam pemanfaatan sumber air bukan hanya menjadi sebuah harapan, tetapi juga sebuah realitas yang dapat diwujudkan melalui kolaborasi dan kesadaran bersama. Melalui kesinambungan upaya-upaya seperti ini, masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Desa Tanjung, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan, dapat tercipta. (ros)