PRCF Indonesia menghadiri pertemuan dan ikut menyampaikan hasil kerja proyek Window B Provinsi Kalimantan Barat di Hotel Mercure Pontianak, 26 Juni 2023. Suhartian Fajru, Manajer HRD, dan Aam Wijaya, Manajer Keuangan, dan Andi Fahrizal yang mewakili PRCF.
“Kebetulan, PRCF ikut terlihat dalam program GCF Window B ini. Kita ada konsultan yang ditugaskan untuk menggarap program ini. Namanya, Andi Fahrizal yang ikut mempresentasikan hasil kerjanya,” kata Suhartian saat ditemui di Hotel Mercure, Senin (26/6/2023).
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kalbar, Ir H Adi Yani MH. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kerja sama antara NGO dengan pemerintah. Ia meminta untuk selalu memberikan laporan terhadap kegiatan yang dilakukan di Kalbar.
“Jangan sampai membuat kegiatan di Kalbar, lalu tidak memberikan laporan. Hal ini tidak kita inginkan. Alangkah baiknya untuk selalu bermitra dengan pemerintah,” imbau Adi Yani di hadapan sejumlah NGO.
Selain itu, Adi Yani juga menjelaskan, proyek Window B menggabungkan kegiatan di bawah inisiatif dan platform berbasis yurisdiksi untuk dampak yang lebih terintegrasi. Hal ini akan meningkatkan yurisdiksi dalam mengakses lebih banyak peluang pendanaan dan meningkatkan penerapan praktik bisnis yang berkelanjutan. Proyek ini merupakan ujian pendekatan yurisdiksi di berbagai skala di mana semua bekerja bersama-sama untuk secara kolaboratif mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi lahan gambut dan hutan.
“Proyek yang dimulai sejak bulan Juli 2021 ini telah memasuki periode akhir pelaksanaannya. Dalam dua tahun ini telah dilakukan beberapa kegiatan yang bekerja sama dengan mitra pembangunan dalam upaya mendukung keberhasilan proyek Window B,” tambahnya.
Selain itu, Adi Yani meminta hasil dari pertemuan ini, bisa ditindaklanjuti agar segera bisa diimplementasikan di masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan manfaat dari program GCF-TF. Itulah yang menjadi tujuan utamanya, memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
Sebelumnya, Ketua Panitia, Lasmi Yulistiana, SP. M.Si mengatakan, tujuan dari pertemuan kali ini untuk mendengarkan paparan dari Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH). IDH sendiri selaku implementasi proyek. Selain itu, ada para mitra pembangunan yang bekerja sama dalam pelaksanaan proyek Window B. Hasilnya yang dipresentasikan sejak Juli 2021 hingga Juni 2023.
“Pertemuan hari ini dihadiri sebanyak 50 orang peserta yang terdiri dari instansi pemerintah, konsultan dan NGO mitra pembangunan. Tentu semua yang bekerja sama dalam pelaksanaan proyek Window B. Semoga pertamuan hari ini dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan seperti yang kita harapkan,” harap Lasmi.
Laporan Hasil
Pada sesi pertama, pihak Yayasan IDH menyampaikan hasil kerjanya. Setelah sesi pertama, istirahat untuk makan siang. Sekitar pukul 13.00, dilanjutkan sesi kedua. Pada sesi ini tampil tiga NGO, yakni SIAR Indonesia, PT EKL, dan PRCF Indonesia.
Dari PRCF disampaikan oleh Andi Fahrizal dengan judul Indonesias FOLU Netsink 2030, memperkuat keterlibatan pemangku kepentingan di Provinsi Kalimantan Barat dalam mendukung implementasi.
Dalam pemaparannya, Fahrizal menjelaskan, ada 12 program kerja sebagai implementasi proyek Window B. Di antaranya, Survei peningkatan basis data aplikasi SiPohon Kalbar di hutan desa Kalibandung dan Nanga Betung, rapat pembahasan penyusunan roadmap perhutanan sosial Kalbar, penyusunan modul pelatihan kewirausahaan KUPS, pelatihan kewirausahaan KUPS pada LPHD di Kalbar, pertemuan antara mitra calon pembeli dengan pengelola KUPS, workshop penyusunan peta wilayah kerja KPH pada APL, rakor pengelolaan areal NKT pada perizinan berusaha pemanfaatan hutan di Kubu Raya berdasarkan Perda No. 6/2018, survei dasar program kampung iklim untuk mengindentifikasi wilayah potensial calon kampung iklim, produksi film dokumenter tentang perhutanan sosial, dan konsultasi publik FOLU Net Sink 2030 Kalbar. (ros)