PRCF Indonesia

PRCF Indonesia mengutus satu anggotanya untuk mengikuti Onsite Trainning Mapping Using Drone di Aula Meranti Fakultas Kehutanan Untan, 1-4 Februari 2021.Anggota itu adalah Yadi Purwanto, specialist program conservation.

“Pelatihan ini sangat mendukung kinerja PRCF Indonesia dalam melakukan konservasi di Desa Nanga Lauk. Pemetaan hutan menggunakan drone sangat terkait terutama dengan program regular kita, patroli hutan,” kata Yadi Purwanto di sela-sela mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Indonesia Mapping Community, Selasa (2/2/2021).

Dijelaskan Yadi, pelatihan tersebut diikuti 140 orang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kehutanan Untan, mahasiswa fakultas lain dan umum. Peserta mendapat materi pengoperasian drone baik secara manual maupun menggunakan misi terbang. Selain itu ada materi mengolah data hasil foto drone menjadi layout sebuah peta. Pelaksanaan kegiatan dengan standar protokol kesehatan.

“Selama ini, PRCF Indonesia dalam melakukan program konservasi hutan tidak menggunakan drone. Dengan adanya pelatihan ini ke depan, kita juga akan menggunakan drone. Dengan alat ini, kita bisa melihat dari udara kondisi hutan desa. Selain itu, sangat memudahkan pemetaaan hutan desa,” papar Yadi perwakilan PRCF Indonesia

Yadi Purwanto
Yadi Purwanto (tengah) mewakili PRCF Indonesia mengikuti Onsite Trainning Mapping Using Drone di Aula Meranti Fakultas Kehutanan Untan

Pelatihan tersebut dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Kehutanan Untan, Prof Dr Gusti Hardiansyah M Sc QAM. Dalam sambutannya, Gusti menyatakan pelatihan tersebut untuk pertama kali digelar di kampusnya. Dia berharap, seluruh peserta bisa mendapatkan ilmu yang diajarkan para instruktur.

Teknologi Drone

Gusti Hardiansyah menjelaskan, teknologi drone adalah keniscayaan era revolusi industri 4.0 di berbagai sektor pembangunan diantaranya drone untuk pemetaan (mapping).  IMC mendedikasikan diri untuk mendekatkan aplikasi teknologi ini langsung ke masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Melalui onsite training – mapping using drone ini akan dihasilkan personel yang handal, unggul dan beretika bidang pemetaan dengan drone,” harapnya.

“Dengan kemampuan mapping using drone ini dapat membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam mendapatkan data dan informasi geospasial yang updated, detil dan cepat,” tambah Gusti.

Gusti juga berharap dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat menciptakan kader-kader pemetaan di Kalbar yang dapat turun langsung membantu pemetaan skala detail di tingkat tapak/desa/nagari.

“Dengan adanya informasi spasial skala detail, diharapkan desa/nagari dapat melakukan perencanaan pembangunan juga dengan detail sehingga sasaran dan tujuan pembangunan benar-benar bisa terukur,” harapnya. (ros)