Semenjak masuknya PRCF Indonesia ke Kapuas Hulu, agroforestri semakin masif dikenalkan ke masyarakat. Diawali di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir, agroforesti dikenalkan sejak tahun 2019 lalu. Sampai sekarang, Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) masih menjadikan agroforestri sebagai program utama.
Desa Nanga Lauk salah satu desa yang memiliki hutan desa di Kapuas Hulu. Hutan desa tersebut harus selalu dijaga dari deforestasi maupun degradasi hutan. Salah satu yang dikhawatirkan adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan dan lahan sering terjadi bila musim panas. Tidak hanya di Kapuas Hulu, hampir merata di Provinsi Kalimantan Barat. Bila terjadi kebakaran hutan dan lahan, bencana asap pun tiba. Ketika bencana asap tiba, pasti memukul aktivitas masyarakat Kalimantan Barat secara keseluruhan.

Semua sudah tahu, penyebab bencana asap muncul karena banyaknya kebakaran lahan dan hutan. Lantas, apa solusinya? Agroforestri bisa dijadikan salah satu solusi untuk mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Dengan agroforestri lahan-lahan kosong bisa dimanfaatkan secara optimal. Kemudian, hutan-hutan bisa terjaga dengan baik.
Berdasarkan teori, agroforestri sebagai alternatif bentuk penggunaan lahan memiliki fungsi dan dan peran yang lebih dekat kepada hutan, baik dalam aspek biofisik, sosial maupun ekonomi. Selain itu dapat mempertahankan hasil pertanian secara berkelanjutan dan memberikan kontribusi sangat penting terhadap jasa lingkungan dan sering dipakai sebagai contoh dari sistem pertanian sehat. Adanya agroforestri bisa memelihara fisik dan kesuburan tanah, mempertahankan fungsi hidrologi kawasan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mempertahankan keanekaragaman hayati.
Nanga Lauk Sudah Mulai
Desa Nanga Lauk sudah mulai melakukan agroforestri berkat dampingan dari PRCF Indonesia. Agroforestri pertama kali dilakukan dengan menanam bibit pohon pakan lebah madu hutan. Desa Nanga Lauk sendiri terkenal dengan madu hutannya. Agar produksi madu terjaga dengan baik, pakan lebah juga harus tersedia banyak di hutan. Lewat program agroforestri, bibit pohon penghasil pakan lebah madu hutan ditanam di celah-celah hutan. Ada ribuan bibit pohon pakan lebah ini sudah ditanam.

Setiap tahun, program agroforestri ini diimplementasikan di Nanga Lauk. Tahun ini, LPHD Lauk Bersatu sudah mendatangkan 7.000 bibit tanaman yang dipesan dari Persemaian Semi Permanen Melawi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL) Kapuas di Nanga Pinoh Kabupaten Melawi. Bibit itu sudah tiba di Nanga Lauk, 15 Juli 2022 dan sekarang dalam pengkondisian sebelum ditanam pada 18-30 Juli 2022.
Bibit pohon itu akan ditanam di lahan masyarakat yang sudah lama kosong atau terbiarkan. Lahan kosong itu apabila tidak diberdayakan atau ditanami pohon sangat berpotensi terjadinya kebakaran bila musim panas. Adanya pohon durian, petai, rambutan dan jengkol menjadikan lahan akan terjadi dengan baik. Sebab, pohon-pohon itu bisa menghasilkan buah bernilai ekonomi. Apabila sudah bernilai ekonomi pasti akan dijaga oleh masyarakat. Apabila sudah dijaga, sangat kecil kemungkinan terjadi Karhutla. (ros)