Desa Nanga Betung Kecamatan Boyan Tanjung Kabupaten Kapuas Hulu kembali melakukan patroli hutan sejak 16 Juli 2022 lalu. Patroli tersebut akan berakhir pada 20 Juli 2022. Dengan adanya patroli tersebut, program Imbal Jasa Ekosistem dan TFCA dengan dampingan PRCF Indonesia telah dimulai di desa tersebut.
“Beberapa bulan terakhir memang belum ada program tim patroli hutan desa. Hal ini dikarena adanya evaluasi dan penyusunan program untuk tahun 2022. Sekarang program itu sudah dimulai lagi,” kata Fasilitator Konservasi Hutan PRCF Indonesia, Yadi Purwanto S Hut, Senin (18/7/2022).
Dijelaskan Yadi, LPHD Pundjung Batara Desa Nanga Betung memulai pertama melakukan patroli hutan desa. Sementara LPHD dari desa lain akan segera menyusul. LPHD Pundjung Barata sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk dimulainya program patroli hutan desa ini.
“LPHD yang lain juga sedang mempersiapkan diri untuk melakukan patroli hutan desa. Mereka sebenarnya sudah punya pengalaman. Karena program ini sudah mereka jalankan tahun sebelumnya. Artinya tidak susah untuk menyesuaikan dengan program kali ini. Cuma, untuk Desa Penepian Raya yang baru tahun ini bergabung dalam program ini, tentu perlu pendampingan lebih intensif,” papar alumni Fakultas Kehutanan Untan ini.
Untuk tim patroli hutan dari LPHD Pundjung Batara ini terdiri dari 20 personel. Sebanyak 20 personel ini dibagi dua kelompok dengan program yang berbeda, yakni Imbal Jasa Lingkungan dan TFCA. Mereka ini sudah memiliki pengalaman dalam patroli hutan. Tidak hanya kesiapan fisik yang diutamakan, tapi pengetahuan terhadap flora dan fauna atau hasil hutan bukan kayu sudah mereka kuasai. Apapun yang mereka temukan di dalam hutan akan dicatat dan dimasukkan dalam Smart Patrol.
Menjaga Hutan
Persoalan utama di Provinsi Kalimantan Barat adalah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Setiap musim kemarau atau panas tiba, Karhutla selalu muncul hampir di seluruh kabupaten dan kota. Dengan adanya patroli hutan desa sebagai upaya nyata menjaga hutan agar tidak kebakaran.
“Semua tim patroli hutan sudah kita latih bagaimana cara memadamkan api di hutan maupun lahan. Bahkan, untuk Desa Nanga Lauk semua peralatan pemadam kebakaran sudah kita siapkan, seperti mesin genset, nozel, pakaian khusus, sampai helm juga sudah disiapkan. Untuk desa lain yang masih belum segera akan kita siapkan juga,” papar Yadi. (ros)