Tanggal 19 Agustus kemarin merupakan Hari Orangutan se-Dunia. Artinya, dunia memperingati keberadaan orangutan di seluruh dunia. Tujuannya, manusia tidak melupakan eksistensi orangutan itu sendiri, dan jangan sampai punah. Diperingati agar orang peduli terhadap orangutan yang habitatnya banyak terganggu oleh aktivitas manusia.
PRCF Indonesia sendiri, tidak melupakan Hari Orangutan ini. Bersama MAPALA dan Silva PC Untan, PRCF Indonesia menggelar peringatan Hari Orangutan di Bundaran Untan, Minggu (20/8/2023). Ini sebagai bukti bahwa PRCF Indonesia peduli dan mengajak masyarakat Kalbar memperhatikan keberadaan orangutan jangan sampai punah.
Di Indonesia ada tiga jenis orangutan, yakni orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), Orangutan Sumatera (Pongo abelii), dan Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis). Dari tiga itu, Orangutan Kalimantan paling sering mendapat perhatian. Kenapa? Maraknya aksi deforestasi dan degradasi hutan membuat Orangutan Kalimantan semakin terpinggirkan. Bila tidak ada upaya serius menangani ini, bukan tidak mungkin orangutan di Pulau Kalimantan bisa tinggal cerita.

Banyak tidak tahu bahwa tiga orangutan memiliki ciri berbeda. Khusus untuk Orangutan Kalimantan inilah ciri-cirinya:
– Memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan orangutan Sumatera.
– Bulu cenderung lebih gelap, berkisar antara cokelat tua hingga hitam.
– Memiliki kepala yang lebar dan wajah yang lebih lebar juga dibandingkan dengan orangutan Sumatera.
– Memiliki karakteristik khas yaitu jambul di sekitar leher pada orangutan jantan yang dewasa.
Populasi Orangutan Kalimantan
Mengenai jumlah populasi orangutan Kalimantan, diperkirakan pada tahun 2021, jumlah orangutan Kalimantan di alam liar berada dalam kisaran 45.000 hingga 65.000 individu.
Namun, perlu diingat bahwa perkiraan ini bisa berubah seiring waktu akibat perubahan habitat, perburuan, dan faktor lainnya. Populasi orangutan Kalimantan telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa dekade terakhir akibat deforestasi dan perusakan habitat mereka.
Penting untuk menyadari bahwa perkiraan populasi orangutan adalah angka yang sulit untuk dipastikan secara pasti karena sulitnya mengakses habitat mereka yang terpencil dan sulit diamati. Studi lapangan, survei udara, dan metode lainnya digunakan untuk memperkirakan populasi, tetapi angka-angka tersebut masih dapat bervariasi.
Konservasi orangutan Kalimantan melibatkan upaya untuk melindungi dan memulihkan habitat alaminya, mencegah deforestasi, menegakkan hukum terhadap perburuan ilegal, serta melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga spesies ini. (ros)