Lutung Nanga Jemah

Penulis: Victoria Gremina Bulaan (Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Pontianak – Periode magang Oktober – November 2024)

Pontianak (10/12/2024) – Primata adalah anggota ordo biologi primates. Primata dalam status konservasi karena terjadi penurunan jumlah akibat perburuan liar dan rusaknya habitat. Mereka juga memiliki potensi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan regenerasi hutan dengan menyebarkan biji, sehingga sangat bermanfaat bagi kelestarian hutan.

Primata ini juga dapat menunjukkan kesehatan hutan, populasi yang sehat dan kemungkinan besar jenis binatang lain masih ada di sana. Primata dapat ditemukan dalam suatu kawasan hutan sekunder. Di Hutan Desa Nanga Jemah, salah satu lokasi yang menjadi habitat primata yakni di area Emplui, di mana primatanya mencakup kelempiau (Hylobates albibarbis), kelasi (Presbytis rubicunda), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung muka putih (Presbytis frontata) dan tarsius (Cephalopachus bancanus). Ancaman akibat perburuan dan perusakan habitat menjadikan populasi primata menurun. Oleh karena itu, lokasi hutan desa ini menjadi salah satu habitat bagi populasi ordo ini.

Primata yang cukup mudah ditemukan yaitu kelempiau (Hylobates albibarbis). Satwa ini sering mengeluarkan suara emasnya setiap pagi hari dari pukul 05.00 wib sebagai ucapan selamat paginya untuk dunia. Alunan suaranya yang bernada menjadikan tim patroli mengetahui keberadaan primata satu ini. Mengutip dari Media Informasi Pecinta Satwa (MIaS), alarm pagi dari kelempiau ini disebut morning call.

Kelempiau | Kingdom : Animalia | Filum: Chordata | Kelas: Mammalia | Ordo : Primates | Family: Hylobatidae | Genus : Hylobates | Spesies : Hylobates albibarbis. (Dok. Yayasan PRCF Indonesia/Victor FS).

Hylobates albibarbis memiliki ciri-ciri rambut coklat atau abu-abu hampir di seluruh tubuhnya. Hylobates albibarbis ini memiliki lengan yang lebih panjang daripada kakinya. Sehingga mereka lebih aktif menggunakan tangan untuk berpindah dari satu cabang pohon ke cabang pohon yang lain. Mereka tidak hanya menyukai buah-buahan, tetapi mereka juga memakan serangga dan daun.

“Semua primata ini jarang kita temui karena jumlah kita terlalu banyak, sehingga suara pun tidak terkontrol. Mereka pasti lari menjauh,” ucap Agus salah satu anggota tim patroli hutan desa.

Saya penasaran untuk melihat satwa ini, atau primata-primata lain. Maka, pada Rabu, 13 November 2024, pukul 08:00 WIB, saya mengikuti Mahrus Effendi selaku Kepala Desa Nanga Jemah dan Jas Maharani, salah satu anggota tim patroli, menuju Grid 31 untuk melakukan pengamatan secara langsung satwa-satwa yang ada di sana. Grid 31 menjadi pilihan karena tidak terlalu jauh, dan juga sumber pakan satwa cukup tersedia di grid tersebut. Sesampainya di Grid 31, terdapat pondok kecil di samping pohon yang sengaja dirancang untuk mengamati pergerakan satwa. Tetapi pondok tersebut hanya mampu memuat dua orang. 

Pondok pengamatan satwa di Grid 13. (Dok. LPHD Nyuai Peningun).

Kepala Desa turut membantu mengambil dokumentasi dalam bentuk MP4. “Biasanya mereka lewat di sekitar sini untuk mencari makan, bukan hanya sebagai sumber pakan tetapi memang grid ini menjadi jalur mereka, sehingga mereka sering terlihat dan mudah untuk ditemui,” jelasnya.

Selang beberapa menit kemudian, terdengar suara kelasi (Presbytis rubicunda) yang berayun-ayun dari satu dahan pohon ke pohon yang lain bersama dengan anaknya. Presbytis frontata, memiliki ciri-ciri rambut berwarna hitam dengan bagian wajahnya terdapat rambut berwarna putih.  Spesies ini diurnal dan arboreal yang berarti aktif pada siang hari dan hidup di atas pepohonan. Jenis ini hidup berkelompok dengan biasanya dalam satu kelompok terdiri dari satu pejantan dewasa dan dua hingga tiga betina.

Kelasi. Kingdom : Animalia | Filum: Chordata | Kelas : Mammalia | Ordo : Primates | Family : Cercopithecidae | Genus : Presbytis | Spesies : Presbytis frontata. (Dok. Yayasan PRCF Indonesia/Victor FS).

Sekitar pukul 09:00 WIB, cuaca kurang bersahabat, mengharuskan kami untuk berteduh sampai hujan kembali mereda. Setelah ±60 menit, hujan pun mereda namun dalam kondisi mendung. Cuaca yang kurang mendukung ini mengharuskan kami kembali pulang. Pada saat perjalanan pulang, kami mendengar suara ranting terjatuh sangat keras dan melihat seekor lutung cantik yang memiliki rambut berwarna putih di kepalanya.

Lutung. Kingdom : Animalia | Filum : Chordata | Kelas: Mammalia | Ordo : Primates | Family : Cercopithecidae | Genus : Presbytis | Spesies : frontata (Dok. Yayasan PRCF Indonesia/Victor FS).

Pakan primata umumnya di Hutan Desa Nanga Jemah adalah buah ara. Interaksi antara vegetasi Dipterocarpaceae dan primata di Grid 31 menciptakan hubungan mutualisme. Primata yang mengonsumsi buah ara berperan dalam penyebaran biji dan membantu regenerasi vegetasi hutan. Sebaliknya, pohon Dipterocarpaceae yang besar memberikan tempat berteduh dan sumber pakan yang stabil bagi primata, memperkuat peranannya dalam menjaga keberagaman hayati di kawasan tersebut, sehingga memainkan peran yang sangat besar dalam keberlangsungan hidup berbagai spesies dan menjaga keseimbangan alam.

Betapa bahagianya melihat secara langsung satwa dilindungi dan terancam punah ini. Rasa bangga dan terharu pun menjadi satu karena kesehatan habitat mereka serta vegetasi sebagai sumber tenaganya pun terjaga.***

Leave A Comment