Semenjak mendampingi enam LPHD di Kabupaten Kapuas Hulu, PRCF Indonesia selalu mendorong dilakukan patroli hutan desa. Dalam patroli hutan ini hendaknya menggunakan aplikasi SMART Patrol. Sekarang, semua sudah menggunakan aplikasi itu.
LPHD Lauk Bersatu Desa Nanga Lauk adalah yang pertama menggunakan SMART Patrol saat melakukan patroli hutan desa. Setelah itu menyusul Desa Nanga Jemah, Nanga Betung, Sri Wangi, Tanjung, dan terakhir Penepian Raya. Apabila nanti ada desa dampingan baru juga didorong untuk menggunakan SMART Patrol ini.
Di balik patroli hutan itu, ada Yadi Purwanto S Hut, Fasilitator Konservasi PRCF Indonesia. Beliau yang membuat program untuk peningkatan kapasitas personel tim patroli hutan dari enam desa itu. Salah satu peningkatan kapasitas itu dengan menggelar pelatihan SMART Patrol. Bekerja sama dengan Yayasan Planet Indonesia memberikan pelatihan untuk seluruh personel patroli hutan. Sekarang tim patroli hutan di bawah dampingan PRCF sudah piawai menggunakan aplikasi tersebut.
Dengan aplikasi itu, flora dan fauna yang ditemukan saat patroli hutan desa terekam dengan baik. “Semua terekam dengan aplikasi ini. Aplikasi SMART Patrol sangat memudahkan tim patroli hutan dalam mencatat segala temuan di hutan,” kata Yadi Purwanto.
Kepiawaian menggunakan SMART Patrol ini ternyata dilirik oleh Yayasan Hutan Biru (YHB) yang mendampingi LPHD di Desa Batu Ampar dan Mendang Mas Kabupaten Kubu Raya. Yadi diminta untuk berbagi cerita atau pengalaman dalam menggunakan SMART Patrol di Kabupaten Kapuas Hulu.
Sejak 7 – 10 Oktober 2023, Yadi berada di dua desa tersebut. Di sana ia berbagi cerita cara menggunakan aplikasi tersebutmemperkenalkan aplikasi SMART Patrol. “Kita mulai ajarkan dari install ke laptop, download aplikasi SMART mobile ke Smartphone, data model yang dapat dimodifikasi, praktik menggunakan GPS, praktik patroli, entry data hasil patroli ke aplikasi SMART, membuat laporan, selain itu berbagi penglaman tentang SOP patroli,” jelasnya.
Aplikasi itu terlebih dahulu di-download di laptop. Software sudah disiapkan, tinggal diunduh saja. Tak hanya ke laptop, tapi juga ke smartphone. Tidak ketinggalan dan wajib ada adalah GPS. Gunakan untuk memastikan letak koordinat setiap flora dan fauna yang ditemukan di hutan.
“Setelah download, kita ajarkan penggunaannya secara teori dulu. Apabila sudah paham dengan mode atau fitur di dalam aplikasi itu, barulah dilakukan praktik di lapangan. Entry data hasil patroli juga kita ajarkan. Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik. Semoga apa yang dibagikan bisa diaplikasikan oleh LPHD di dua desa itu,” harap Yadi. (ros)