Konservasi hutan di empat desa di Kabupaten Kapuas Hulu dimulai. Hal ditandai dengan keberangkatan rombongan PRCF Indonesia ke empat desa, yakni Desa Nanga Betung, Nanga Jemah, Sriwangi dan Tanjung pada Minggu (18/4/2021). Pada Senin (19/4/2021) upaya konservasi hutan dimulai dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat terlebih dahulu.
“Setelah melakukan kerja sama dengan TFCA Kalimantan administratornya Yayasan Kehati, kita langsung membentuk tim yang dinamakan Tim Lanskap Selatan Kapuas Hulu. Kita juga langsung membuat perencanaan. Nah, hari ini kita mulai aksi melakukan konservasi hutan di empat desa itu,” kata Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanusl Huda S Hut M Hut sesaat sebelum berangkat menuju Kapuas Hulu.
Dijelaskan alumni Fakultas Kehutanan Untan ini, sebagai aksi pertama di lapangan adalah melakukan sosialisasi atau pekenalan dengan masyarakat di empat desa tersebut. Pihaknya akan melakukan Free Prior Informed Consent (FPIC) atau Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa) terlebih dahulu.
“Padiatapa ini sangat penting untuk mengetahui secara jelas seperti apa keinginan masyarakat terhadap program yang nanti akan kita tawarkan. Tentunya kita berharap apa yang telah direncanakan bisa berjalan dengan baik di empat desa itu,” jelas Imanul.
Konsep konservasi yang akan ditawarkan ke empat desa itu tidak jauh berbeda yang sedang dilaksanakan di Desa Nanga Lauk. Sudah setahun lebih PRCF Indonesia mendampingi warga dalam pengelolaan hutan desa. Tidak hanya melakukan konservasi hutan, melainkan juga melakukan pemberdayaan masyarakat.
“Di Nanga Lauk kita mendampingi LPHD Lauk Bersatu melakukan patroli hutan, penanaman bibit pohon, penguatan kelembagaan, sampai membentuk lima KUPS atau Kelompok Usaha Perhutanan Sosial. Nah, apa yang kita lakukan itu juga akan diterapkan di empat desa tersebut,” ungkap Imanul.
Imanul tidak sendirian ke empat desa itu. Dia didampingi Yadi Purwanto, Iwan Supardi, dan Rio Afiat. Berangkat sekitar pukul 14.00 WIB dan langsung menuju Desa Nanga Betung Kapuas Hulu. Terlebih dahulu mereka singgah di rumah Manager Program, Ali Hayat di dekat Bukit Kelam Sintang.
Agenda Utama
Desa pertama yang akan dikunjungi adalah Desa Nanga Betung. Di desa ini mereka akan melakukan sosialisasi dan FPIC. Apabila antara tim Lanskap Selatan dengan perangkat desa atau LPHD sepakat akan ada penandatanganan berita acara. Sebagai tanda program konservasi hutan desa akan dijalankan.
Dari Nanga Betung, tim melanjutkan perjalanan ke Desa Sriwangi. Di sini mereka akan menginap semalam pada 20 April. Dari pagi sampai sore mereka akan melakukan hal serupa seperti di Nanga Betung. Setelah selesai sosialisasi, mereka melanjutkan perjalan ke Nanga Jemah. Di sini mereka juga harus menginap.
Pada 21 April, melakukan sosialisasi di Nanga Jemah sama seperti dua desa sebelumnya. Dari pagi sampai sore acara ini berlangsung. Sore harinya, mereka kembali ke Putussibau. Di ibukota Kabupaten Kapuas Hulu, tim akan melakukan rapat evaluasi.
Pada 23 April, mereka berangkat menuju Desa Tanjung. Di sini mereka melakukan hal serupa dengan tiga desa sebelumnya. Sore harinya setelah melakukan sosialisasi, kembali ke Putussibau. Pada 24 April mereka pulang ke Kota Pontianak (ros)