Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Lauk Bersatu bersilaturahmi ke kantor Desa Nanga Lauk, 26 Juni 2024. Mereka disambut Kepala Desa Nanga Lauk, Agus Yanto, beserta jajaran pemerintahan desa. Rombongan ini dipimpin oleh Hariska dan didampingi Erik Munandar, Fasilitator Konservasi Program Rimba Pakai Pangidup.
“Hariska dan pengurus LPHD lainnya menyampaikan hasil kunjungan ke Desa Penepian Raya. Kunjungan ini bertujuan untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam pengelolaan hutan desa. Selain itu, LPHD Lauk Bersatu juga memaparkan beberapa rencana tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh selama kunjungan tersebut,” kata Erik Munandar, Kamis (27/6/2024).
Agus Yanto, Kepala Desa Nanga Lauk, menerima baik laporan hasil kunjungan tersebut. Beliau menyatakan bahwa Pemdes Nanga Lauk akan menyalin berkas Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disusun oleh LPHD Lauk Bersatu sebagai salah satu langkah tindak lanjut. SOP ini akan diterapkan dalam kepengurusan pemerintah desa untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan keberlanjutan lingkungan.
Selain menyampaikan hasil kunjungan ke Desa Penepian Raya, LPHD Lauk Bersatu juga memaparkan rencana kegiatan mereka untuk beberapa bulan ke depan. Dengan harapan, Pemerintah Desa Nanga Lauk memberikan dukungan penuh. Bagaimana pun Pemerintah Desa kunci untuk suksesnya implementasi program LPHD.
Kerja Sama Terus Terjalin
Pertemuan ini berlangsung dengan suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan. Hariska, sebagai pimpinan rombongan LPHD Lauk Bersatu, menyampaikan harapannya agar kerja sama yang baik antara LPHD dan pemerintah desa dapat terus terjalin. Ia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam setiap program yang dijalankan.
“Kita telah merencanakan sejumlah program kerja untuk diketahui oleh kepala desa. Dukungan kepala desa sangat penting agar program kita bisa memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.,” kata Hariska.
Desa Nanga Lauk lewat LPHD Lauk Bersatu merupakan dampingan PRCF Indonesia sejak tahun 2019 lalu. Program pendampingan itu meliputi penguatan kelembagaan, konservasi, dan livelihood. Sudah berdiri Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KPUS) Madu, Karet, Rotan, Ikan, dan Ekowisata. Semua itu terus ditingkatkan setiap tahunnya dengan tujuan utama mencapai kemandirian. (ros)