Yayasan PRCF Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendampingi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan selama lebih dari 25 tahun. Kali ini, pendampingan dilakukan di Pulau Sumatera, tepatnya di dua lanskap penting di Sumatera Utara, yaitu Hadabuan dan Batang Toru. Kedua lanskap ini merupakan kawasan hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk flora dan fauna yang langka seperti Orangutan Tapanuli, Owa, Harimau Sumatera, dan Rangkong.
Direktur PRCF Indonesia, Imanul Huda, S Hut M Hut melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Utara selama 10 hari sejak 3 Juni 2024. Sosok yang akrab disapa Pak Im ini memulai perjalanannya dengan mengunjungi Desa Lobu Tayas di Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan. Di sini Pak Im bertemu dengan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD). Dalam pertemuan tersebut, Pak Im memfasilitasi penyusunan rencana pengelolaan hutan selama 35 tahun. Rencana ini adalah bagian dari kesiapan LPHD Lobu Tayas dalam mengusulkan program perhutanan sosial yang tengah berjalan.
Dalam kesempatan tersebut, Pak Im menegaskan bahwa program perhutanan sosial merupakan peluang yang diberikan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan, dengan tetap berpedoman pada aspek kelestarian. “Program Perhutanan Sosial akan membuka kesempatan bagi masyarakat di sekitar hutan untuk mengajukan hak pengelolaan area hutan kepada pemerintah,” ujar Pak Im.
Melanjutkan perjalanannya di Sumatera, Pak Im juga bertemu dengan LPHD dari tiga desa di kawasan Ekosistem Batang Toru. Desa-desa tersebut adalah Dolok Saut, Dolok Sanggul, dan Lobu Sihim. Semua berada di Kecamatan Simangumban, Kabupaten Tapanuli Utara. Selama tiga hari, Pak Im memfasilitasi perencanaan pengelolaan hutan secara lestari selama 35 tahun.
Keseimbangan Ekosistem
Keberadaan LPHD di desa-desa ini sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Hadabuan dan Batang Toru bukan hanya menjadi habitat bagi spesies langka, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mitigasi perubahan iklim. Perencanaan pengelolaan hutan yang baik akan memastikan bahwa hutan tetap terjaga, sementara masyarakat sekitar dapat memanfaatkan sumber daya hutan secara berkelanjutan.
PRCF Indonesia, melalui pendampingan dan fasilitasi ini, berharap dapat meningkatkan kapasitas dan kemandirian LPHD dalam mengelola hutan secara berkelanjutan. Upaya ini tidak hanya untuk kepentingan ekologi, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan rencana pengelolaan hutan yang matang, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan hutan tanpa merusaknya, menjaga keberlangsungan hidup flora dan fauna, serta memanfaatkan potensi ekonomi yang ada.
Komitmen PRCF Indonesia dalam mendukung program perhutanan sosial menunjukkan bahwa perlindungan hutan dan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan beriringan. Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal, tujuan konservasi dan kesejahteraan dapat tercapai secara simultan. (don/ros)