Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas Hulu melalui Bappeda mengumpulkan seluruh mitra pembangunan atau NGO, Kamis 5 Oktober 2023 kemarin. Mereka dikumpulkan dalam rangka Focus Group Discussion (FGD) membahas sinergisitas program. Yayasan PRCF Indonesia ikut hadir dalam kegiatan ini.

“Kita ikut hadir dalam FGD yang diundang oleh Bappeda Kapuas Hulu ini. Sebagai mitra pembangunan inilah salah satu momen untuk mensinergikan program PRCF dengan Pemkab Kapuas Hulu. Kerja sama merupakan modal utama untuk mewujudkan setiap program kerja,” kata Ir Ali Hayat mewakili PRCF Indonesia di kantornya, Jumat (6/10/2023).

Dalam FGD itu, tidak hanya PRCF yang diundang, melainkan seluruh mitra pembangunan yang berkegiatan di Kapuas Hulu. Dalam kesempatan itu, Kepala Bappeda Kapuas Hulu, Ambrosius Sadau SH M Si memaparkan program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kapuas Hebat 2021 – 2026. Program yang dipaparkan tersebut hendaknya bisa bersinergi dengan program kerja mitra pembangunan.

Ambrosius menampilkan power point dengan judul “Sinergitas Program Pembangunan Daerah Melalui Collaborative Governance Dengan Mitra Pembangunan di Kapuas Hulu” Terlebih dahulu ia memaparkan luas wilayah Kapuas Hulu mencapai 31.318,246 kilometer persegi. Dengan rincian Taman Nasional Betung Kerihun 816.693,40 hektare, Taman Nasional Danau Sentarum 127.393,40 hektare, dan Hutan Lindung 628.973 hektare. Kurang lebih 76 persen atau 23.801,867 kilometer persegi merupakan Kawasan Lindung berdasarkan Kepmenhut No. SK.733/MENHUT-II/2014 Tentang Kawasan Hutan Dan Konservasi Perairan Provinsi Kalbar.

Kabupaten Kapuas Hulu memiliki 23 kecamatan, 278 desa, dan 4 kelurahan. Jumlah penduduknya mencapai 266,651 jiwa dan 8.660 Kepala Keluarga. Komitmen Kabupaten Kapuas Hulu dalam mewujudkan tujuan pembengunan berkelanjutan pada tahun 2007, bersama Brunei Darussalam dan Malaysia ditetapkan sebagai Wilayah Jantung Kalimantan (Heart Of Borneo / HoB). Pada 26 November 2015 mendeklarasikan sebagai Kabupaten Konservasi (Perda Nomor 20 Tahun 2015). Pada 25 Juli 2018 ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Unesco yakni Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu. Kemudian, Kapuas Hulu masuk anggota Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).

Perkembangan Indikator Pembangunan

Ambrosius Sadau juga membentangkan perkembangan Indikator pembangunan Kabupaten Kapuas Hulu. Indeks pembangunan mengalami peningkatan. Tahun 2021 lalu 65,75 lalu meningkat menjadi 66.7 tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi juga demikian mengalami kenaikan. Tahun 2020 lalu minus 2.43 karena pandemi Covid 19. Pada tahun 2021 meningkat menjadi 4.40 dan tahun 2022 meningkat menjadi 4.51.

Untuk tingkat kemiskinan mengalami penurunan. Tahun 2019 mencapai 9.62 persen, tahun 2020 turun 8.99 persen, tahun 2021 turun sedikit 8.93 persen, dan tahun 2022 turun lagi mencapai 8.59 persen. Sementara untuk tingkat pengangguran juga mengalami penurunan. Tahun 2021 mencapai 4.18 persen, dan tahun 2022 turun drastis menjadi 2.21 persen. (ros)