Satwa babi hutan

Satwa atau hewan sering dijumpai tim patroli saat melakukan patroli hutan. Perjumpaan dengan satwa tidak dilewatkan begitu saja. Semua dicatat dan diabadikan dengan kamera.

PRCF Indonesia aktif melakukan pendampingan tim patroli hutan khususnya di Desa Nanga Lauk Kecamatan Embaloh Hilir Kabupaten Kapuas Hulu. Di desa ini, PRCF Indonesia sejak tahun 2019 sudah mendampingi tim patroli hutan LPHD Lauk Bersatu. Bahkan, tim patroli hutan Desa Nanga Lauk menjadi referensi utama untuk patroli hutan di desa lain.

Awal 2021 lalu, PRCF Indonesia juga mulai melakukan pendampingan patroli hutan di Desa Nanga Betung dan Desa Tanjung. Apa yang diaplikasi di Nanga Lauk, juga dilakukan di Nanga Betung dan Tanjung walaupun medan hutannya berbeda. Kalau di Nanga Lauk, sebagian besarnya areal hutannya adalah rawa. Sementara di Nanga Betung dan Tanjung adalah hutan pegunungan.

Berikut ini sejumlah satwa yang sering dijumpai oleh tim patroli hutan:

  1. Babi Hutan (sus barbatus)

Belum lama ini tim patroli hutan dari Desa Nanga Betung berjumpa dengan seekor babi hutan. Babi itu dicatat dan diabadikan lewat kamera. Babi sendiri bisa dikatakan satwa endemik yang banyak ditemukan di seluruh hutan di Kabupaten Kapuas Hulu.

  1. Beruang (Helarctos Malayanus)

Beruang secara fisik memang belum pernah berjumpa, namun sering ketemu telapak kaki dan bekas cakaran di batang pohon. Kebetulan di Kapuas Hulu banyak madu dan menjadi salah satu makanan favorit beruang. Untuk melihat wujud fisiknya, perlu dilakukan pengintaian secara intensif. Sejauh ini, tim patroli belum hanya sebatas patroli saja dan mencatat serta mendokumentasikan satwa maupun fauna yang ditemukan.

  1. Lutung Sentarum (Presbytis Chrysomelas Cruciger)

Lutung Sentarum  atau Langur Borneo (Presbytis Chrysomelas Cruciger) ditemukan awal Juni 2020 lalu. Kemunculan hewan primata itu berada di titik koordinat Lat 112 derajat 38′ 25.678″ E, Long 0 derajat 56′ 43.794″ N. Kemunculan Luntung Sentarum atau Langur Borneo tersebut sempat terekam oleh salah satu personel PRCF Indonesia, Yadi Purwanto. Saat itu Yadi dan warga Nanga Lauk sedang bincang-bincang di Kantor LPHD Lauk Bersatu. Kantor itu berada di pinggiran hutan. Tiba-tiba ada yang teriak, “Ada kelasi di atas pohon karet!” Mendengar teriakan itu, Yadi  beserta beberapa warga kaget. Segera mengalihkan pandangan pada primata yang sedang berada di atas pohon.

  1. Orangutan (Pongo pygmaeus)

Orangutan atau mawas pernah muncul di hutan desa Nanga Lauk. Pada September 2019 lalu, orangutan tiba-tiba dan mengejutkan tim patroli hutan. Kemunculan orangutan ini membuktikan bahwa memang ada hewan langka itu di hutan desa Nanga Lauk. Setahun berikutnya, persisnya pada 20 Maret 2020 lalu, orangutan muncul kembali. Adanya orangutan ini menjadi kabar gembira buat warga Nanga Lauk maupun PRCF Indonesia sebagai pendamping.

  1. Aneka Burung

Burung juga sering dijumpai saat melakukan patroli hutan. Di antara aneka atau jenis burung yang sering dijumpai antara lain; burung Cico (Agithina viridissima), Kuncit (Anthreptes malacensis), Rui (Anthracoceros albirostris), Cucak hijau (Chloropsis sonnerati), Merbah (Pycnonotus sp), Pekaka (Pelargopsis capensis), dan Elang Bau (Haliastur indus).

  1. Herpeofauna

Herpetofauna adalah binatang melata yang di dalamnya berupa jenis amfibi dan reptil. Tim patroli juga sering berjumpa dengan hewan melata, di antaranya Biawak (Varanus salvator), Ular Ngail, dan Kura-kura bergerigi (cyclemis dentata). (ros)