Putussibau (4/7/2024) – Program Rimba Pakai Kemuka Ari (RPKA) yang dilaksanakan oleh Yayasan PRCF Indonesia mulai mempersiapkan Pengurus LPHD/LDPH sebagai mitra kerja penggunaan ArcGIS. ArcGIS adalah perangkat lunak sistem informasi geografis. Perangkat ini memiliki fungsi untuk menghimpun, menyimpan, dan menganalisis berbagai fenomena atau objek geografis di bumi. Penggunaan ArcGIS diyakini akan cukup membantu tim patroli dan PRCF Indonesia dalam meneliti, mengevaluasi, hingga menyimpulkan temuan lapangan selama patroli.
Dalam rencana jangka panjang program RPKA, penggunaan ArcGIS diprediksi akan membawa perubahan besar dalam cara pengelolaan sumber daya hutan desa, dengan pemanfaatan teknologi mutakhir untuk mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Kelas dilaksanakan selama 4 hari pada tanggal 1-4 Juli 2024 di Kantor Lapangan PRCF Indonesia – Putussibau. Peserta yang ikut berjumlah 4 orang yang merupakan perwakilan dari LPHD/LDPH dampingan yaitu Uun Saputra (Seksi Patroli LPHD Nyuai Peningun Desa Nanga Jemah), Adus Arbilo (Seksi Patroli LDPH Bukit Belang Desa Tanjung), Ipan Sukardi (Seksi Patroli LPHD Pundjung Batara Desa Nanga Betung), dan Iskandar (LPHD Bumi Lestari Desa Penepian Raya). Selain itu ikut pula 3 orang Fasilitator Desa PRCF Indonesia yaitu Addrama Putra Sukma, Yayan Hisbullah, dan Ardian Arista untuk menyegarkan kembali pemahaman mereka sekaligus mendampingi proses pelatihan.
Kelas ArcGIS ini merupakan rangkaian dari Pelatihan Penggunaan Drone dengan jadwal tanggal 1-4 Juli 2024 Kelas ArGIS, 15-19 Juli 2024 Kelas Remote Pilot Certification (RPC), dan 22-25 Juli 2024 Kelas Aerial Mapping Course (AMC). Peserta Kelas ArcGIS akan melanjutkan keterampilan mereka pada Kelas AMC mendatang.
Contoh Peta Pelatihan ArcGIS
Para peserta yang sudah terlibat dalam pelatihan kedepannya diharapkan mampu mengelola data hasil patroli dalam bentuk laporan peta dan juga memetakan kondisi tutupan hutan di desanya masing-masing dengan metode Aerial Mapping.
Kelas ini merupakan langkah penting dalam memperkuat kapasitas SDM LPHD dan fasilitator desa dalam memanfaatkan ilmu pemetaan dengan ArcMap. Antusiasme peserta sangat tinggi karena mereka melihat pelatihan ini sebagai kesempatan untuk mendalami lebih jauh pengembangan ilmu pemetaan menggunakan produk ESRI.
Hendra Budaya Hadikusuma dari Yayasan Planet Indonesia yang menjadi narasumber mengungkapkan bahwa “Kelas ArcGIS ini bertujuan untuk memperkenalkan fungsi dan keunggulan ArcMap dalam memetakan potensi serta melakukan simulasi data di bidang konservasi. Fokus utama adalah pada penggunaan data yang dikelola oleh NGO dan LPHD yang berbasis geospasial.”
“Dengan pemahaman ini, diharapkan para fasilitator desa dan anggota LPHD dapat menerapkan ilmu yang diperoleh secara kontinu untuk membantu proses pelaporan, monitoring, dan evaluasi yang divisualisasikan melalui peta. Harapan saya, para peserta dapat mengeksplorasi lebih dalam fitur, alat, dan manfaat ArcMap dalam upaya konservasi dan dalam menentukan kebijakan berdasarkan hasil pemetaan yang telah dilakukan. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya memperkuat organisasi LPHD, tetapi juga memperkaya kemampuan individu” tambahnya.
Pihak PRCF Indonesia meyakini bahwa pelatihan ini tidak hanya menjadi langkah awal bagi desa-desa mitra PRCF Indonesia untuk mengelola hutan desa mereka secara lebih mandiri dan berkelanjutan, tetapi juga menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
“Hasil pelatihan ini diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan hutan yang lebih baik di masa depan” ujar Sy. Y. Hadinata – Fasilitator Penguatan Kelembagaan PRCF Indonesia. (Roz/Yus).