Enam peralatan wajib dibawa saat melakukan patroli hutan. Kenapa wajib dibawa karena sangat mendukung efektivitas patroli. Dalam melakukan patroli hutan tidak ada yang harus menginap di dalam hutan. Ada juga yang pergi pagi, pulang sore.
PRCF Indonesia yang aktif mendampingi patroli hutan di Desa Nanga Lauk, Nanga Betung, Nanga Jemah, Sri Wangi dan Desa Tanjung di Kapuas Hulu selalu mewajibkan untuk membawa keenam peralatan tersebut. Adapun enam peralatan dimaksud adalah sebagai berikut:
- GPS (Global Positioning System)
GPS wajib untuk dibawa. Dengan peralatan inilah tim patroli hutan bisa mengetahui titik koordinat flora dan fauna yang ditemukan di dalam hutan. Misalnya, tim patroli menemukan orangutan, bisa ditentukan titik koordinatnya melalui GPS tersebut.
Di era digital, kehadiran GPS membuat proses navigasi jadi jauh lebih mudah. Pengguna gadget bisa langsung menentukan lokasinya secara instan dan akurat. Kemampuan GPS dalam menentukan lokasi banyak diaplikasikan dalam berbagai hal, mulai dari software navigasi, olahraga, ride sharing, hingga patroli hutan. Di balik kepraktisan GPS terdapat teknologi canggih berbasis konstelasisatelit. Wahana-wahana antariksa inilah yang membantu gadget dalam menentukan posisinya di muka bumi.
- Kamera
Tim patroli hutan yang didampingi PRCF Indonesia, wajib membawa kamera. Kamera itu bisa berupa DLSR atau cukup kamera handphone. Setiap perjumpaan dengan fauna atau flora wajib diabadikan dengan kamera. Hasil jepretan kamera itu menjadi bukti otentik atau fakta orisinil sebagai hasil dari patroli hutan. Tidak bisa hanya sekadar cerita saja, mesti dibuktikan dengan jepretan kamera.
- Tallysheet
Ketika terjadi perjumpaan dengan flora dan fauna, wajib dicatat. Seluruh peralatan untuk mencatat itu disebut tallysheet berupa papar tulis, pulpen, dan kertas. Kertas sudah diformat sedemikian rupa. Jadi, saat berjumpa misalnya angrek hutan, tinggal dicatat dalam kertas yang sudah siapkan formatnya.
-
Logistik
Logistik di sini maksudnya perbekalan makanan dan minuman. Melakukan patroli hutan membutuhkan energi cukup tinggi. Itu sebabnya, asupan makanan juga harus tersedia dengan baik. Saat melakukan patroli hutan, makanan dan minuman wajib dibawa agar tenaga tetap terjaga dengan baik. Kalau patroli yang sifatnya pergi pagi pulang sore, tim patroli hutan cukup membawa makanan sudah jadi yang dimasukkan dalam rantang. Sebelum turun harus sarapan dulu. Bila siang hari saat sudah berada di tengah hutan, mereka akan makan siang dari makanan yang dibawa.
Bagi patroli dalam waktu lama, misalnya lima hari seperti dilakukan di Desa Tanjung, tim patroli membawa perbekalan seperti beras, mie instans, ikan asin, sayuran, gula dan kopi. Snack atau makanan ringan juga dibawa. Di hutan mereka akan masak.
-
Terpal Plastik
Saat melakukan patroli kadang cuaca tiba-tiba berubah, tiba-tiba hujan. Di sinilah pentingnya terpal plastik sebagai tempat berteduh. Kalau waktu patroli lama, terpal plastik digunakan untuk membuat pondok di dalam hutan. Terpal itu dijadikan atap dan dinding. Sementara lantai menggunakan potongan kayu kecil. Begitu selesai patroli, terpal itu bisa kembali digulung dan dibawa pulang serta bisa digunakan untuk patroli berikutnya.
- Parang Perintis
Tim patroli hutan memang tidak dibekali dengan senjata tajam seperti senapan, tapi dibekali dengan parang perintis. Mirip badik atau pedang yang digunakan hanya untuk membuka jalan saat melakukan patroli. Yang namanya di dalam hutan, tidak ada jalan. Untuk menuju sebuah titik, tim patroli harus membuat jalan dengan cara membabat kayu atau semak yang menghalangi. Tujuannya agar pergerakan tim patroli menjadi lebih cepat. Selain sebagai perintis, parang itu juga dirancang untuk pertahanan diri bila ada sesuatu yang mengancam.
Itulah adalah enam peralatan yang wajib dibawa saat melakukan patroli hutan. Enam peralatan tersebut adalah GPS, Kamera, Tallysheet, Logistik, Terpal, dan Parang Perintis. Semoga ini menjadi referensi bagi desa lain yang ingin melakukan patroli hutan juga. (ros)