Fasilitasi Asistensi Bisnis untuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Desa Nanga Lauk rutin dilakukan PRCF Indonesia. Hal ini dilakukan agar bisnis yang dilakukan KUPS bisa berjalan sesuai rencana, sekaligus evaluasi terhadap program yang dijalankan.
“Tujuan kita melakukan fasilitasi asistensi bisnis ini untuk pemantauan dan evaluasi rencana kerja tahunan. Dari fasilitasi ini kita bisa melihat sejauh mana program kerja dijalankan. Bila ada kekurangan tentu diperbaiki,” kata Program Specialist for Livelihood PRCF Indonesia, Azri Ahmad S Hut di kantornya, Senin (5/7/2021).
Lanjut Azri, selain melakukan evaluasi, pihaknya juga memeriksa laporan keuangan KUPS. Semua bantuan keuangan harus dipertanggungjawabkan secara jelas. Pihaknya sudah mengajarkan cara mempertanggungjawabkan keuangan.
“Tujuan secara khusus adalah memfasilitasi internal KUPS Ekowisata. KUPS ini perlu dilakukan pendampingan intensif agar program yang telah direncanakan bisa berjalan. Kemudian, memperkuat kelembagaan serta meningkatkan kinerja para anggotanya,” tambah Azri.
Dipaparkannya, di akhir kuartal ke-3 (Q3) tahun kedua (Y2) Program SCCM, KUPS terus bergerak melaksanakan perencanaan yang telah disusun bersama (RKT 2021). Beberapa program menyasar keluaran konkret dan terukur. Perlahan, dalam pelaksanaannya, kelompok melakukan program tersebut secara mandiri walaupun masih belum seluruhnya. Utamanya dalam pencatatan laporan keuangan, kelompok masih terus dipandu dan diperiksa hasil pencatatannya.
Selain itu, fasilitasi atas kapasitas kelompok dalam berdinamika organisasi juga dilakukan, dengan maksud mengawal kelompok agar tidak melenceng dari perencanaan dan desain bisnis yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk memastikan pemantauan, evaluasi dan pencatatan kegiatan usaha serta laporan keuangan tetap berjalan baik, maka pendamping terus melakukan fasilitasi dan asistensi kegiatan usaha kelompok.
“Harapannya, proses pembelajaran yang rutin berlangsung ini akan dapat mendukung kelompok dalam menuju kemandirian usaha,” harap Azri.
Pelaksanaan Fasilitasi
Kegiatan fasilitasi asistensi bisnis ini Pengurus LPHD dan seluruh KUPS. Pada 25 Mei 2021 diikuti 12 orang, terdiri dari 8 laki-laki dan 4 perempuan. Pada 26 Mei diikuti 19 orang, terdiri dari 12 laki-laki dan 7 perempuan. Pada 27 Mei diikuti 15 orang, terdiri dari 11 laki-laki dan 4 perempuan. Masih di hari sama beda jam, diikuti 19 orang, terdiri dari 11 laki-laki dan 8 perempuan.
Kegiatan fasilitasi asistensi bisnis ini digelar di Kantor LPHD Lauk Bersatu, Dusun Lauk Kanan, dan di rumah Ketua LPHD Lauk Bersatu di Dusun Lauk Kiri, Desa Nanga Lauk, Kecamatan Embaloh Hilir.
Alur Kegiatan
- Briefing persiapan kegiatan Fasilitasi Asistensi Bisnis
Kegiatan ini mengundang LPHD Lauk Bersatu dan seluruh perwakilan KUPS. Agenda berisikan update jadwal yang akan dilakukan dalam dua hari kedepan. Agar LPHD dan KUPS dapat mempersiapkan sebelum kegiatan dimulai.
- Laporan Keuangan KUPS dan Monitoring RKT 2021
Kegiatan meliputi penginputan transaksi kedalam template excel, berdasarkan catatan manual keuangan yang dimiliki oleh kelompok. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap saldo kas yang dibandingkan antara saldo fisik dan sistem. Dari kegiatan ini dihasilkan Neraca dan Laba/Rugi KUPS.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi monitoring RKT 2021, apa yang sudah berjalan dan apa saja yang tidak berjalan
- Input buku bank kedalam laporan keuangan KUPS Ikan, Madu, Ekowisata dan Rotan
Kegiatan melakukan input transaksi keuangan dari tahun 2020 di rekening bank kedalam jurnal keuangan. Hal ini dilakukan karena cetakan buku rekening baru dicetak oleh kelompok per bulan Mei 2021.
- Rapat KUPS Ekowisata bersama LPHD
Tanggal 27 Mei 2021 malam hari dilakukan rapat internal antara KUPS Ekowisata dan LPHD Lauk Bersatu yang difasilitasi oleh pendamping. Rapat membahas tiga pokok masalah yang kemudian solusi tindak lanjutnya disepakati oleh semua pihak. Pokok masalah meliputi: a) Keaktifan pengurus dan anggota KUPS Ekowisata, b) Perlibatan para pihak dalam pengembangan wisata desa: Pemerintah desa, Tokoh masyarakat, Tokoh pemuda, LPHD, KUPS Ekowisata, dan c) Rencana pelatihan pelatih (Training of Trainers) pembuatan produk wisata
Kemajuan/Pencapaian
Pelaporan keuangan periode Mei 2021 ini menghasilkan pencatatan yang lengkap dan terkini. Seluruh KUPS mencatatkan posisi kas yang cocok dengan jumlah saldo fisik, dan seluruh transaksi telah tercatat. Laporan tersebut dapat dilihat pada lampiran.
Pada RKT 2021, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi. Pergeseran jadwal semata karena adanya alasan teknis dan juga bersamaan dengan fokus masyarakat beribadah puasa.
Masalah atau Kendala yang ditemui
Beberapa masalah yang ditemui pada kegiatan asistensi bisnis kali ini adalah sbb:
- Proses perizinan belum dapat diproses lebih lanjut akibat minimnya informasi walaupun kelompok sudah bertanya ke pihak Dinas (Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kapuas Hulu.
- Pembagian hasil keuntungan KUPS Ikan kepada penambahan modal, LPHD dan Pemdes dilakukan setelah piutang dari LPHD dilunasi.
- Pada KUPS Karet, harga yang belum cocok mengakibatkan kelompok masih menahan diri untuk melakukan jual beli
- Akte notaris KUPS Karet, Rotan dan Madu yang sebelumnya direncanakan pada Mei 2021 harus tertunda karena ada permintaan dari Kabid III untuk menunggu fasilitator
- Pada KUPS Rotan, produksi belum dilakukan karena kehabisan bahan baku.
- Pada KUPS Ekowisata, Anggota banyak yang tidak aktif sehingga pengurus juga tidak dapat produktif.
- Pada KUPS Madu, panen diperkirakan baru dapat dilakukan pada pertengahan Juni 202, sehingga kelompok baru akan berkegiatan di waktu tersebut.
- Pelatihan KUPS Madu direncanakan pada praktek pengemasan madu sesuai standar organik, antara bulan Juni atau Juli.
Tantangan yang dihadapi
Tantangan dari beberapa kelompok dapat disimpulkan sbb:
- KUPS Ikan akan menghadapi tantangan proses perizinan yang cenderung birokratif. Pengalaman sebelumnya kelompok seolah di ping-pong oleh beberapa kontak yang dihubungi.
- Peluang kerjasama dengan program GIZ SASCI+ menghadirkan tantangan konsistensi produk bermutu tinggi dari petani karet.
- KUPS Rotan beresiko menghadapi pasar lokal yang mulai jenuh, sehingga perlu memperluas pasar, dimulai dari desa tetangga dan secara aktif berhubungan dengan pihak Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi.
- KUPS Ekowisata akan menjadi bagian dari Tim Percepatan Pengembangan Wisata Desa Nanga Lauk, sehingga selanjutnya dituntut untuk konsisten dalam pengembangan wisata dan pembuatan produk.
- 5 KUPS Madu memiliki tantangan untuk segera memproduksi kemasan madu siap jual ditengah kondisi panen yang tidak menentu. Kecepatan penguasaan pasar akan menentukan keberhasilan kelompok dalam pengolahan madu kemasan.
Solusi dan Rencana Tindak Lanjut
Adapun rencana tindak lanjut dari kendala dan tantangan diatas adalah sbb:
- Perizinan KUPS Ikan akan segera didaftarkan setelah informasi yang diperoleh dari dinas terkait sudah cukup dan syarat terpenuhi.
- Pembagian hasil keuntungan KUPS Ikan kepada penambahan modal, LPHD dan Pemdes segera dilakukan menggunakan bukti/BA serah terima setelah piutang LPHD terlunasi.
- KUPS Karet akan melakukan penjajakan dan implementasi kerjasama dengan program SASCI+ dari GIZ.
- KUPS Rotan akan melakukan pembelian bahan baku sesuai dengan pesanan yang masuk ke kelompok.
- Akte notaris akan dibuat sekaligus untuk tiga KUPS: Karet, Rotan dan Madu, sehingga dapat menghemat biaya perjalanan dari Nanga Lauk ke Putussibau.
- Saat panen madu, KUPS Madu akan melakukan pembelian dan menyimpannya sebagai stok untuk bahan produksi kemasan (non curah).
Kesimpulan
Kegiatan Fasilitasi Asistensi Bisnis di bulan Mei 2021 kali ini berjalan baik dan lancar, dimana seluruh KUPS berpartisipasi. KUPS semakin menyadari pentingnya aktivitas dan keuangan yang tercatat. Seperti KUPS Ikan, yang sudah mulai melakukan bagi hasil keuntungan, disebabkan karena pencatatan keuangan yang sudah dilakukan dengan baik. Selain itu RKT 2021 yang telah disusun memudahkan pendamping dan kelompok untuk terus melakukan monitoring setiap bulannya, yang akan dievaluasi per tiga bulan.
Catatan Penting
Pada kesempatan lain, yaitu rapat KUPS Ekowisata dan LPHD menghasilkan capaian yang sangat penting, di mana pada tingkat desa akan dibentuk Tim Percepatan Pengembangan Wisata Desa Nanga Lauk, beranggotakan lima hingga tujuh orang dengan Kepala Desa Nanga Lauk sebagai pembina. Tim ini akan menjadi cikal bakal pengembangan wisata di desa dalam skala yang progresif. (azr/ros)